Kamis, 14 Juni 2012

CERITA RAKYAT

Asal Usul Nama Kota Ampenan

Tersebutlah pada zaman dahulu, Bali berhasil membakar Desa Kenaga. Saat itu, yang menjadi pusat pemerintahan Kenaga adalah Suradadi. Paihnya bernama Raden Satria Nata.

Setelah kalah perang dengan Bali, Raden Satria Nata bersama pengikutnya mencari tempat untuk membuka desa baru. Akhirnya, dijumpailah tempat yang mirip dengan desa Kenaga. Desa itu bemama desa Madya. Raden Satria Nata dan pengikutnya kemudian membuka ladang dan bercocok tanam di situ. Tanaman yang paling cocok adalah jenis “komak” (dalam bahasa Jawa disebut “kara”). Konon, pada saat komak sedang berbunga, datanglah putri Jin mengisap sari bunga komak. Salah satu putri Jin tertangkap oleh Raden Satria Nata. Singkat cerita, putri Jin itu kemudian menjadi permaisuri Raden Satria Nata. Namun, kedua belah pihak telah bersepakat untuk tidak saling berbicara selama menjadi suami istri.
Dalam perkawinan mereka, lahirlah seorang putra yang sangat disayang oleh Raden Satria Nata. Perasaan itu ingin ia ucapkan kepada istrinya. Namun, hal itu tidak mungkin karena ia tidak ingin melanggar janji yang telah disepakati.
Pada suatu hari, sang istri pergi ke perigi (sumur) mengambil air. Anaknya ditidurkan di atas “geong” (ayunan). Pada waktu itu, sang bayi sudah bisa duduk. Kesempatan itu dipergunakan oleh Raden Satria Nata untuk mengambil selendang yang biasa dipakai untuk menggendong putranya, lalu disembunyikan. Sejenak ia mengelus putranya yang sedang tidur nyenyak.
Tidak berapa lama kemudian, datanglah sang ibu. Sesampai di rumah, sang ibu melihat putranya sudah bangun dan menangis. Maka diangkatlah putranya, sambil mencari-cari selendangnya. Tanpa bicara sedikit pun sang ibu keluar masuk kamar mencari selendangnya, namun tidak dijumpainya.
Melihat wajah istrinya dan tingkah lakunya, Raden Satria Nata bertanya, “Apa yang engkau cari? Barangkali ini.” la berkata sambil menyodorkan selendang yang diambilnya. Istrinya segera mengambil selendang itu dan dengan sopannya ia bersimpuh dan berkata, “Sampai di sini kita hidup bersama. Saya terpaksa meninggalkan kanda karena kanda telah melanggar janji yang telah kita sepakati.” Kemudian, ia bangkit dan pergi mengambil “joman” (jerami) dan dibakarnya. Sang putri bersama Putranya lenyap bersama lenyapnya kepulan asap jerami.
Raden Satria Nata tak mampu menahan kepergian istrinya, kemudian ia pingsan. Setelah siuman ia dianjurkan untuk bertapa di gunung Sesang, agar bisa bertemu dengan anak istrinya.
Selama sembilan hari sembilan malam, ia tidak bisa berjumpa dengan istri dan anaknya. Hanya suara istrinya yang terdengar. Istrinya mengatakan bahwa dirinya tak mungkin kembali. Yang mungkin kembali adalah putranya, dengan syarat harus diadakan upacara selamatan dengan sesajen yang dilengkapi dengan dulang sebanyak empat puluh empat macam dan dibawa ke desa Kenaga.
Setelah diadakan upacara yang dipimpin oleh Nek Sura, putranya dapat kembali dan dipelihara oleh Nek Sura.
Raden Satria Nata tidak puas sebelum berjumpa dengan istrinya, namun yang ditunggu tidak kunjung datang. Akhirnya, Raden Satria Nata meninggal di pertapaan.




Sementara itu, putra Raden Satria Nata telah berumur enam tahun, namun belum diberi nama. Lalu, dicarilah orang yang bisa memberi nama. Tujuannya adalah ke Gel-gel, tempat leluhurnya, barangkali ada yang bisa memberi nama. Konon pada saat menunggu perahu untuk menyeberang ke Bali, tiba-tiba datang seorang tua mengaku keturunan Satria Dayak, satu-satunya yang berhak memberi nama kepada putra Raden Satria Nata. Kemudian, putra Raden Satria Nata diberi nama “Satria Tampena”.
Dari nama Satria Tampena inilah konon kota Ampenan. Keturunan Satria Tampena terdapat di desa Suradadi, Kabupaten Timur.



 .................................................................................................................................................

 CALON ARANG

Pada suatu masa di Kerajaan Daha yang dipimpin oleh raja Erlangga, hidup seorang janda yang sangat bengis. Ia bernama Calon Arang. Ia tinggal di desa Girah. Calon Arang adalah seorang penganut sebuah aliran hitam, yakni kepercayaan sesat yang selalu mengumbar kejahatan memakai ilmu gaib. Ia mempunyai seorang putri bernama Ratna Manggali. Karena puterinya telah cukup dewasa dan Calon Arang tidak ingin Ratna Manggali tidak mendapatkan jodoh, maka ia memaksa beberapa pemuda yang tampan dan kaya untuk menjadi menantunya. Karena sifatnya yang bengis, Calon Arang tidak disukai oleh penduduk Girah. Tak seorang pemuda pun yang mau memperistri Ratna Manggali. Hal ini membuat marah Calon Arang. Ia berniat membuat resah warga desa Girah.
“Kerahkan anak buahmu! Cari seorang anak gadis hari ini juga! Sebelum matahari tenggelam anak gadis itu harus dibawa ke candi Durga!“ perintah Calon Arang kepada Krakah, seorang anak buahnya. Krakah segera mengerahkan cantrik-cantrik Calon Arang untuk mencari seorang anak gadis. Suatu perkerjaan yang tidak terlalu sulit bagi para cantrik Calon Arang. 



Sebelum matahari terbit, anak gadis yang malang itu sudah berada di Candi Durga. Ia meronta-ronta ketakutan. “Lepaskan aku! Lepaskan aku!“ teriaknya. Lama kelamaan anak gadis itu pun lelah dan jatuh pingsan. Ia kemudian di baringkan di altar persembahan. Tepat tengah malam yang gelap gulita, Calon Arang mengorbankan anak gadis itu untuk dipersembahkan kepada Betari Durga, dewi angkara murka.
Kutukan Calon Arang menjadi kenyataan. “Banjir! Banjir!“ teriak penduduk Girah yang diterjang aliran sungai Brantas. Siapapun yang terkena percikan air sungai Brantas pasti akan menderita sakit dan menemui ajalnya. “He, he… siapa yang berani melawan Calon Arang ? Calon Arang tak terkalahkan!” demikian Calon Arang menantang dengan sombongnya. Akibat ulah Calon Arang itu, rakyat semakin menderita. Korban semakin banyak. Pagi sakit, sore meninggal. Tidak ada obat yang dapat menanggulangi wabah penyakit aneh itu..
“Apa yang menyebabkan rakyatku di desa Girah mengalami wabah dan bencana ?” Tanya Prabu Erlangga kepada Paman Patih. Setelah mendengar laporan Paman Patih tentang ulah Calon Arang, Prabu Erlangga marah besar. Genderang perang pun segera ditabuh. Maha Patih kerajaan Daha segera menghimpun prajurit pilihan. Mereka segera berangkat ke desa Girah untuk menangkap Calon Arang. Rakyat sangat gembira mendengar bahwa Calon Arang akan ditangkap. Para prajurit menjadi bangga dan merasa tugas suci itu akan berhasil berkat doa restu seluruh rakyat.
Prajurit kerajaan Daha sampai di desa kediaman Calon Arang. Belum sempat melepaskan lelah dari perjalanan jauh, para prajurit dikejutkan oleh ledakan-ledakan menggelegas di antara mereka. Tidak sedikit prajurit Daha yang tiba-tiba menggelepar di tanah, tanpa sebab yang pasti.
Korban dari prajurit Daha terus berjatuhan. Musuh mereka mampu merobohkan lawannya dari jarak jauh, walaupun tanpa senjata. Kekalahan prajurit Daha membuat para cantrik, murid Calon Arang bertambah ganas. “Serang! Serang terus!” seru para cantrik. Pasukan Daha porak poranda dan lari pontang-panting menyelamatkan diri. Prabu Erlangga terus mencari cara untuk mengalahkan Calon Arang. Untuk mengalahkan Calon Arang, kita harus menggunakan kasih saying”, kata Empu Barada dalam musyawarah kerajaan. “Kekesalan Calon Arang disebabkan belum ada seorang pun yang bersedia menikahi puteri tunggalnya.“
Empu Barada meminta Empu Bahula agar dapat membantu dengan tulus untuk mengalahkan Calon Arang. Empu Bahula yang masih lajang diminta bersedia memperistri Ratna Manggali. Dijelaskan, bahwa dengan memperistri Ratna Manggali, Empu Bahula dapat sekaligus memperdalam dan menyempurnakan ilmunya.
Akhirnya rombongan Empu Bahula berangkat ke desa Girah untuk meminang Ratna Manggali. “He he … aku sangat senang mempunyai menantu seorang Empu yang rupawan.” Calon Arang terkekeh gembira. Maka, diadakanlah pesta pernikahan besar-besaran selama tujuh hari tujuh malam. Pesta pora yang berlangsung itu sangat menyenangkan hati Calon Arang. Ratna Manggali dan Empu Bahula juga sangat bahagia. Mereka saling mencintai dan mengasihi. Pesta pernikahan telah berlalu, tetapi suasana gembira masih meliputi desa Girah. Empu Bahula memanfaatkan saat tersebut untuk melaksanakan tugasnya.
 Di suatu hari, Empu Bahula bertanya kepada istrinya, “Dinda Manggali, apa yang menyebabkan Nyai Calon Arang begitu sakti?“ Ratna Manggali menjelaskan bahwa kesaktian Nyai Calon Arang terletak pada Kitab Sihir. Melalui buku itu, ia dapat memanggil Betari Durga. Kitab sihir itu tidak bisa lepas dari tangan Calon Arang, bahkan saat tidur, Kitab sihir itu digunakan sebagai alas kepalanya.
Empu Bahula segera mengatur siasat untuk mencuri Kitab Sihir. Tepat tengah malam, Empu Bahula menyelinap memasuki tempat peraduan Calon Arang. Rupanya Calon Arang tidur terlalu lelap, karena kelelahan setelah selama tujuh hari tujuh malam mengumbar kegembiraannya. Empu Bahul berhasil mencuri Kitab sihir Calon Arang dan langsung diserahkan ke Empu Baradah. Setelah itu, Empu Bahula dan istrinya segera mengungsi.
Calon Arang sangat marah ketika mengetahui Kitab sihirnya sudah tidak ada lagi,  ia bagaikan seekor badak yang membabi buta. Sementara itu, Empu Baradah mempelajari Kitab sihir dengan tekun. Setelah siap, Empu Baradah menantang Calon Arang. Sewaktu menghadapi Empu Baradah, kedua belah telapak tangan Calon Arang menyemburkan jilatan api, begitu juga kedua matanya. Empu Baradah menghadapinya dengan tenang. Ia segera membaca sebuah mantera untuk mengembalikan jilatan dan semburan api ke tubuh Calon Arang. Karena Kitab sihir sudah tidak ada padanya, tubuh Calon Arang pun hancur menjadi abu dan tertiup kencang menuju ke Laut Selatan. Sejak itu, desa Girah menjadi aman tenteram seperti sediakala. 


  .................................................................................................................................................



LEGENDA BUKIT KELAM (Kalimantan Barat)



Bukit Kelam merupakan salah satu obyek wisata alam yang eksotis di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia. Bukit yang telah menjadi Kawasan Hutan Wisata ini memiliki panorama alam yang memesona, yaitu berupa pemandangan air terjun, gua alam yang dihuni oleh ribuan kelelawar, dan sebuah tebing terjal setinggi kurang lebih 600 meter yang ditumbuhi pepohonan di kaki dan puncaknya. Dibalik pesona dan eksotisme Bukit Kelam, tersimpan sebuah cerita yang cukup menarik. Konon, Bukit Kelam dulunya merupakan sebuah rantau.[1] Namun, karena terjadi suatu peristiwa, maka kemudian rantau itu menjelma menjadi Bukit Kelam. Bagaimana kisahnya sehingga rantau itu menjelma menjadi bukit yang indah dan memesona? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Legenda Bukit Kelam berikut ini.

Alkisah, di Negeri Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia, hiduplah dua orang pemimpin dari keturunan dewa yang memiliki kesaktian tinggi, namun keduanya memiliki sifat yang berbeda. Yang pertama bernama Sebeji atau dikenal dengan Bujang Beji. Ia memiliki sifat suka merusak, pendengki dan serakah. Tidak seorang pun yang boleh memiliki ilmu, apalagi melebihi kesaktiannya. Oleh karena itu, ia kurang disukai oleh masyarakat sekitar, sehingga sedikit pengikutnya. Sementara seorang lainnya bernama Temenggung Marubai. Sifatnya justru kebalikan dari sifat Bujang Beji. Ia memiliki sifat suka menolong, berhati mulia, dan rendah hati. Kedua pemimpin tersebut bermata pencaharian utama menangkap ikan, di samping juga berladang dan berkebun.

Bujang Beji beserta pengikutnya menguasai sungai di Simpang Kapuas, sedangkan Temenggung Marubai menguasai sungai di Simpang Melawi. Ikan di sungai Simpang Melawi beraneka ragam jenis dan jumlahnya lebih banyak dibandingkan sungai di Simpang Kapuas. Tidak heran jika setiap hari Temenggung Marubai selalu mendapat hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan Bujang Beji.

Temenggung Marubai menangkap ikan di sungai Simpang Melawi dengan menggunakan bubu (perangkap ikan) raksasa dari batang bambu dan menutup sebagian arus sungai dengan batu-batu, sehingga dengan mudah ikan-ikan terperangkap masuk ke dalam bubunya. Ikan-ikan tersebut kemudian dipilihnya, hanya ikan besar saja yang diambil, sedangkan ikan-ikan yang masih kecil dilepaskannya kembali ke dalam sungai sampai ikan tersebut menjadi besar untuk ditangkap kembali. Dengan cara demikian, ikan-ikan di sungai di Simpang Melawi tidak akan pernah habis dan terus berkembang biak.

Mengetahui hal tersebut, Bujang Beji pun menjadi iri hati terhadap Temenggung Marubai. Oleh karena tidak mau kalah, Bujang Beji pun pergi menangkap ikan di sungai di Simpang Kapuas dengan cara menuba[2]. Dengan cara itu, ia pun mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. Pada awalnya, ikan yang diperoleh Bujang Beji dapat melebihi hasil tangkapan Temenggung Marubai. Namun, ia tidak menyadari bahwa menangkap ikan dengan cara menuba lambat laun akan memusnahkan ikan di sungai Simpang Kapuas, karena tidak hanya ikan besar saja yang tertangkap, tetapi ikan kecil juga ikut mati. Akibatnya, semakin hari hasil tangkapannya pun semakin sedikit, sedangkan Temenggung Marubai tetap memperoleh hasil tangkapan yang melimpah. Hal itu membuat Bujang Beji semakin dengki dan iri hati kepada Temenggung Marubai.

”Wah, gawat jika keadaan ini terus dibiarkan!” gumam Bujang Beji dengan geram.

Sejenak ia merenung untuk mencari cara agar ikan-ikan yang ada di kawasan Sungai Melawi habis. Setelah beberapa lama berpikir, ia pun menemukan sebuah cara yang paling baik, yakni menutup aliran Sungai Melawi dengan batu besar pada hulu Sungai Melawi. Dengan demikian, Sungai Melawi akan terbendung dan ikan-ikan akan menetap di hulu sungai.

Setelah memikirkan masak-masak, Bujang Beji pun memutuskan untuk mengangkat puncak Bukit Batu di Nanga Silat, Kabupaten Kapuas Hulu. Dengan kesaktiannya yang tinggi, ia pun memikul puncak Bukit Batu yang besar itu. Oleh karena jarak antara Bukit Batu dengan hulu Sungai Melawi cukup jauh, ia mengikat puncak bukit itu dengan tujuh lembar daun ilalang.

Di tengah perjalanan menuju hulu Sungai Melawi, tiba-tiba Bujang Beji mendengar suara perempuan sedang menertawakannya. Rupanya, tanpa disadari, dewi-dewi di Kayangan telah mengawasi tingkah lakunya. Saat akan sampai di persimpangan Kapuas-Melawi, ia menoleh ke atas. Namun, belum sempat melihat wajah dewi-dewi yang sedang menertawakannya, tiba-tiba kakinya menginjak duri yang beracun.

”Aduuuhhh... !” jerit Bujang Beji sambil berjingkrat-jingkrat menahan rasa sakit.

Seketika itu pula tujuh lembar daun ilalang yang digunakan untuk mengikat puncak bukit terputus. Akibatnya, puncak bukit batu terjatuh dan tenggelam di sebuah rantau yang disebut Jetak. Dengan geram, Bujang Beji segera menatap wajah dewi-dewi yang masih menertawakannya.

”Awas, kalian! Tunggu saja pembalasanku!” gertak Bujang Beji kepada dewi-dewi tersebut sambil menghentakkan kakinya yang terkena duri beracun ke salah satu bukit di sekitarnya.

”Enyahlah kau duri brengsek!” seru Bujang Beji dengan perasaan marah.

Setelah itu, ia segera mengangkat sebuah bukit yang bentuknya memanjang untuk digunakan mencongkel puncak Bukit Batu yang terbenam di rantau (Jetak) itu. Namun, Bukit Batu itu sudah melekat pada Jetak, sehingga bukit panjang yang digunakan mencongkel itu patah menjadi dua. Akhirnya, Bujang Beji gagal memindahkan puncak Bukit Batu dari Nanga Silat untuk menutup hulu Sungai Melawi. Ia sangat marah dan berniat untuk membalas dendam kepada dewi-dewi yang telah menertawakannya itu.

Bujang Beji kemudian menanam pohon kumpang mambu[3] yang akan digunakan sebagai jalan untuk mencapai Kayangan dan membinasakan para dewi yang telah menggagalkan rencananya itu. Dalam waktu beberapa hari, pohon itu tumbuh dengan subur dan tinggi menjulang ke angkasa. Puncaknya tidak tampak jika dipandang dengan mata kepala dari bawah.

Sebelum memanjat pohon kumpang mambu, Bujang Keji melakukan upacara sesajian adat yang disebut dengan Bedarak Begelak, yaitu memberikan makan kepada seluruh binatang dan roh jahat di sekitarnya agar tidak menghalangi niatnya dan berharap dapat membantunya sampai ke kayangan untuk membinasakan dewi-dewi tersebut.

Namun, dalam upacara tersebut ada beberapa binatang yang terlupakan oleh Bujang Beji, sehingga tidak dapat menikmati sesajiannya. Binatang itu adalah kawanan sampok (Rayap) dan beruang. Mereka sangat marah dan murka, karena merasa diremehkan oleh Bujang Beji. Mereka kemudian bermusyawarah untuk mufakat bagaimana cara menggagalkan niat Bujang Beji agar tidak mencapai kayangan.

”Apa yang harus kita lakukan, Raja Beruang?” tanya Raja Sampok kepada Raja Beruang dalam pertemuan itu.

”Kita robohkan pohon kumpang mambu itu,” jawab Raja Beruang.

”Bagaimana caranya?” tanya Raja Sampok penasaran.

”Kita beramai-ramai menggerogoti akar pohon itu ketika Bujang Beji sedang memanjatnya,” jelas Raja Beruang.

Seluruh peserta rapat, baik dari pihak sampok maupun beruang, setuju dengan pendapat Raja Beruang.

Keesokan harinya, ketika Bujang Beji memanjat pohon itu, mereka pun berdatangan menggerogoti akar pohon itu. Oleh karena jumlah mereka sangat banyak, pohon kumpang mambu yang besar dan tinggi itu pun mulai goyah. Pada saat Bujang Beji akan mencapai kayangan, tiba-tiba terdengar suara keras yang teramat dahsyat.

”Kretak... Kretak... Kretak... !!!”

Beberapa saat kemudian, pohon Kumpang Mambu setinggi langit itu pun roboh bersama dengan Bujang Beji.

”Tolooong... ! Tolooong.... !” terdengar suara Bujang Beji menjerit meminta tolong.

Pohon tinggi itu terhempas di hulu sungai Kapuas Hulu, tepatnya di Danau Luar dan Danau Belidak. Bujang Beji yang ikut terhempas bersama pohon itu mati seketika. Maka gagallah usaha Bujang Beji membinasakan dewi-dewi di kayangan, sedangkan Temenggung Marubai terhindar dari bencana yang telah direncanakan oleh Bujang Beji.

Menurut cerita, tubuh Bujang Beji dibagi-bagi oleh masyarakat di sekitarnya untuk dijadikan jimat kesaktian. Sementara puncak bukit Nanga Silat yang terlepas dari pikulan Bujang Beji menjelma menjadi Bukit Kelam. Patahan bukit yang berbentuk panjang yang digunakan Bujang Beji untuk mencongkelnya menjelma menjadi Bukit Liut. Adapun bukit yang menjadi tempat pelampiasan Bujang Beji saat menginjak duri beracun, diberi nama Bukit Rentap.

 .................................................................................................................................................
Asal Usul Sungai Landak (Cerita Rakyat Kalimantan Barat) 


Dahulu kala, hidup seorang petani bersama isterinya. Walaupun tidak kaya, mereka suka menolong orang lain.

Suatu malam, petani sedang duduk di tempat tidur. Di sampingnya, isterinya sudah terlelap. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seekor kelabang putih yang muncul dari kepala isterinya. Kelabang putih itu berjalan meninggalkan rumah petani. Petani itu mengikutinya hingga tiba di sebuah kolam tak jauh dari rumah mereka. Kelabang itu lalu menghilang. Petani lalu berjalan pulang. Isterinya masih pulas.


Esok paginya, isteri petani menceritakan mimpinya semalam. “Aku sedang berjalan di padang rumput, dan ada sebuah danau di sana. Aku melihat seekor landak raksasa di dalam danau itu. Ia melotot kepadaku, maka aku lari.”

Petani itu lalu pergi lagi ke kolam. Di dalamnya ia melihat suatu benda yang berkilau. Ia mengambilnya, ternyata sebuah patung landak dari emas. Patung itu sangat indah, matanya dari berlian. Petani membawanya pulang.

Malam harinya, petani didatangi seekor landak raksasa dalam mimpinya. “Ijinkan aku tinggal di rumahmu. Sebagai balasannya, aku akan memberikan apa saja yang kau minta.”

Landak itu mengajarkan untuk mengusap kepala patung landak emas dan mengucapkan kalimat untuk meminta sesuatu. Jika yang diminta sudah cukup, petani harus mengucapkan kalimat untuk menghentikannya.

Petani menceritakan mimpinya kepada isterinya. Mereka ingin membuktikan mimpi itu. Petani mengusap kepala patung dan mengucapkan kalimat permintaan. Ia meminta beras. Seketika dari mulut patung keluarlah beras! Beras itu terus mengalir keluar hingga banyak sekali. Petani segera mengucapkan kalimat kedua dan beras berhenti keluar dari mulut patung landak.

Mereka berdua kemudian meminta berbagai benda yang mereka butuhkan. Mereka menjadi sangat kaya. Namun mereka tetap tidak sombong dan makin gemar menolong. Banyak orang datang untuk meminta tolong.

Seorang pencuri mengetahui rahasia patung landak. Ia berpura-pura minta tolong dan mencuri patung itu. Pencuri membawa patung itu pulang. Desanya sedang dilanda kekeringan. Pencuri mengatakan kepada tetangga-tetangganya bahwa ia dapat mendatangkan air untuk kampung mereka.

Pencuri memohon air sambil mengusap kepala patung dan mengucapkan kalimat permintaan. Air keluar dari mulut patung. Penduduk desa itu sangat senang. Tak lama kemudian, air yang keluar sudah mencukupi kebutuhan penduduk desa, namun terus mengalir sehingga terjadi banjir. Pencuri itu tidak tahu bagaimana menghentikan air yang keluar dari patung. Penduduk desa lari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.

Pencuri juga ingin menyelamatkan diri, namun tidak bisa menggerakkan kakinya. Ia melihat seekor landak raksasa memegangi kakinya. Akhirnya ia tenggelam dalam air yang makin lama makin tinggi. Air itu kemudian membentuk sungai yang disebut sungai Landak.

DONGENG


 KELINCI PEMBOHONG

Di padang rumput nan hijau, hiduplah seekor kelinci yang sangat nakalm, setiap hari kerjaannya mengusili penghuni padang rumput. Pada suatu hari, si kelinci ketemu pak . Dalam hati kelinci berpikir “saya kerjain saja Pak , tapi bagaimana ya?” Si kelinci berpikir keras dan tiba-tiba ide nakal sampai di kepalanya. “Saya pura-pura saja lari Pak sambil berteriak ‘pak singa ngamuk’”.
Maka sambil larilah, Si Kelinci sambil berteriak “Pak Singa ngamuk! Pak Singa ngamuk!”, akhirnya pak kijang sekeluarga lari tak beraturan, sampai anaknya Pak Kijang jatuh ke jurang.
Puaslah hati Si Kelinci, berbahak-bahak dia, “kena saya kerjain Pak Kijang”. Begitu bangganya Si Kelinci, “cerdas juga saya” Congkak si kelinci.
Si kelinci melanjutkan jalan-jalannya sambil mencari korban berikutnya. Dari kejauhan, Si Kelinci melihat Pak . Dia pun melakukan hal yang sama seperti pada Pak Kijang. “Pak Singa ngamuk! Pak singa Ngamuk” teriak Si Kelinci, sambil berlari ke arah Pak sekeluarga.
Terang saja Pak Kerbau langsung lari terbirit-birit sampai istri Pak Kerbau yang lagi hamil, keguguran. Duka Pak Kerbau jadi suka cita Si Kelinci


Hari berikutnya Pak Kijang bertemu Pak Kerbau, mereka menceritakan kejadian yang mereka alami kemarin. Selagi mereka asik membahas masalah yang menimpa mereka yang disebabkan oleh Si Kelinci, tiba-tiba terdengarlah suara teriakan Si Kelinci dari kejauhan, “Tolong, saya dikejar-kejar Pak Singa, Pak Singa ngamuk! Tolong, tolong, tolooong!,” tapi tidak ada yang perduli, “ah, paling-paling Si Kelinci lagi-lagi membohongin kita” pikir mereka.
Sekuat tenaga Si Kelinci menghindari kejaran Pak Singa, tapi apalah daya, Pak Singa lebih cepat larinya, akhirnya Si Kelinci mati dikoyak-koyak Pak Singa dan tidak ada yang perduli.

.....................................................................................................................................................



SI KELEDAI

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.



Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup – karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang dengan apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri!

Kata Bijak Dan Romantis



"Kebodohan terindahku adalah tetap tersenyum ketika harus melihatmu dengan cinta yg lain."

"Aku memang tidak sempurna, tapi percayalah aku mencintaimu dengan cara yang sempurna."

"Cewek ga minta lebih dari cowok, cewek cuma mau cowok setia sama cewek."

"Entah dengan apalagi aku harus meyakinkan betapa kuatnya perasaanku padamu. Aku tak salah memilihmu."

"Hanya kamu yg bisa mencintai sisi gelapku. Dan sayangnya... hampir seumur hidupku aku hidup dalam kegelapan."

"Setelah lama aku mengenalmu, mengapa kita masih saja tidak saling percaya."

"Kamu memang bisa tak mendengar kenyataan yg menyakitkanmu, tapi kamu tak bisa menutup mata jika hidup ingin kamu mempelajarinya."

" Dalam cinta, jangan mengharapkan seseorang tuk tetap bersamamu, jika yg kamu beri padanya hanya alasan tuk meninggalkanmu."

"Ketika kamu merasa pedulimu tak pernah dihargai, ketahuilah bahwa kamu tengah belajar tentang KETULUSAN HATI"

" Dalam cinta, kamu tahu dia bukan orang yg tepat tuk hidupmu, ketika kamu merasa lebih sepi daripada ketika kamu masih sendiri."

" Kebahagiaan tidak akan pernah mendatangi mereka yang tidak menghargai apa yang mereka miliki"

" Nilai dulu dirimu sendiri. Baru nilai diri orang lain. Belum tentu dirimu lebih baik dari dirinya."

" Manusia boleh merencanakan. Tapi tetap Tuhan yg menentukan"

" Nggak ada yg salah sih mau jatuh cinta sama siapa aja, tapi jangan sama pacar oranglah. Makan hati muluk yg ada"

"Jangan prnh terlalu bnyk berharap trhadap sesuatu yang tak pasti, jk tdk ingin merasakan kekecewaan yg mendalam nantinya"

"Tersadar, bahwa sayang itu memang tidak harus memiliki. Cukup dirasakan."

Katja Doll

unik-aneh-dunia.blogspot.com - 12 Boneka terkutuk [ Possesed Doll ]

Namanya Katja, dibuat tahun 1730-an oleh salah seorang selir Tsar .Ceritanya si selir hamil, dan seprti selir kebanyakan, maunya punya anak cowok biar tambah disayang sang raja. Apa mau dikata, yang lahir cewek. Udah gitu cacat pula mukanya. Karena masi jamannya percaya takhyul, si bayi ga bedosa dibunuh dengan cara dibakar idup2.
Nah ini boneka konon dibuat dari abu si orok dicampur sama porselen dan keramik. Yang bikin si selir ntu, alias nyokapnya. Boneka ini katanya ada disimpan turun temurun di Russia, dan dijaga ketat. Soalnya konon si boneka bisa bawa kutuk, dari jabang bayi yang menderita dibakar api.
Rumor yg beredar:
Kalo diliat lebih dari 20 detik, si boneka bisa berkedip. dan kalo udah dikedipin, alamat bakalan ada sesuatu yg terjadi. Nggak tau juga bakal diapain. Beberapa waktu lalu pernah dijual di e-bay, sekarang TS nya diapus, soalnya banyak kejadian aneh2 dilaporin via ebay.

Joliet The Haunted Cursed Doll


http://patungemas.blogspot.com/





















Joliet adalah boneka terkutuk dan berhantu. Cerita mengatakan bahwa Joliet berasal dari 4 generasi sebelumnya, dari sebuah keluarga. Anna G mengatakan bahwa boneka ini diturunkan dari ibu ke anaknya dari sebuah keluarga. Dan setiap anak perempuan dikutuk untuk memiliki 2 anak, perempuan dan laki2 dan setiap anak laki2 akan meninggal dalam 3 hari. Keluarga ini mempercayai bahwa anak2 ini dikutuk untuk menempati boneka ini sampai hari penghakiman.
Joliet sering didengar menangis di tengah malam dengan suara beberapa bayi secara bersamaan. Sering pula didengar suara teriakan yang membuat merinding. "Boneka ini diberikan oleh teman nenek buyutku yang cemburu, ketika ia mengandung anak laki2. Sejak itu semua anak laki2 akan meninggal dalam waktu 3 hari setelah kelahiran. Setiap keluarga mencintai boneka itu dan merawatnya untuk anak2 yang telah meninggal hingga hari ini. Anakku akan melakukan hal yang sama jika ia sudah dewasa." kata pemiliknya.
"Kita tidak pernah untuk mengusirnya, karena kita mengetahui bahwa roh anak laki2 kami terperangkap didalamnya dan kami tidak ingin melukainya."

PUPA DOLLS


Pemilik awalnya memiliki boneka ini pada umur 5-6 tahun (1920-an) sampai ia meninggal di bulan July 2005. Boneka ini luput dari kehancuran Perang dunia kedua dan beberapa kecelakaan yang menyebabkan boneka ini hancur. Boneka ini selalu dibawa oleh pemiliknya kemanapun ia akan pergi, sama seperti Harold.
Pupa dikatakan dapat bergerak sendiri. Sering dilihat mendorong barang di sekitar tempat pajangan di rumah pemiliknya. Sampai pemilik awalnya meninggal, pupa menjadi sangat aktif dan seperti ingin dilepaskan dari tempatnya disimpan. Boneka ini dikenakan pakaian baju biru. Ia sering dilaporkan mengganggu orang yang merawatinya. Sering pula Pupa berada di tempat yang berbeda daripada tempat terakhir ia dilihat. Ada kejadian keluarga tersebut mendengar seseorang mengetuk kaca saat mereka melewati kotak pajangan tempat Pupa disimpan. Ketika mereka melihatnya, mereka melihat bahwa tangan Pupa berada di kaca dan posisinya berbeda dari sebelumnya.

Haunted Doll Voodoo Zombie


Cerita ini dikirim oleh seorang perempuan di Galveston, Texas yang membeli boneka Zombie Voodoo Doll yang asli di bulan Oktober 2004. Boneka itu datang dan diikat di box metal. Menganggap bahwa hal itu hanya hiasan, ia mengeluarkan peti mati kecil dan membukanya. "Benar-benar kesalahan terbesar..." katanya dalam keadaan ketakutan. Boneka terkutuk itu menyerangnya berkali2. Kekhawatiran nyawanya terancam, ia mengambil tindakan menyimpannya kembali ke boxnya. tetapi boneka itu menyerangnya dalam mimpinya. Akhirnya ia mangambil tindakan lain untuk menghancurkannya, pertama ia membakarnya, tetapi boneka itu tetap utuh tidak terbakar sedikitpun. Kemudian memotongnya dan kemudian menguburnya di kuburan. Tetapi boneka itu tetap muncul di depan pintu rumahnya dengan penuh lumpur.
Ia mengatakan, ia juga pernah menjualnya kembali, tetapi semuanya tetap sama. Pembeli mengatakan bahwa bonekanya hilang dan ia menemukannya kembali di pintu depannya. Kejadian itu berulang sebanyak tiga kali. Akhirnya ia meminta bantuan pendeta untuk menguncinya di box silver dengan bacaan2 suci dan menyimpannya di atap rumahnya. Foto diatas diambil saat dibuka pertama kalinya sebelum ia mengetahui bahwa boneka tersebut boneka terkutuk