4 Penyakit Langganan Anak
1. FLU
Sering disebut dengan influenza.
Penyebabnya adalah virus influenza. Gejalanya diawali dengan
batuk-pilek, demam/panas tinggi, anak menggigil, sakit tenggorokan, otot
pegal-pegal dan mata terasa panas dan merah.
Penanganan:
Kebanyakan influenza akan sembuh dengan sendirinya (self limited disease)
asalkan anak beristirahat yang banyak, mengonsumsi vitamin C dan diberi
minum yang banyak. Jadi tak perlu buru-buru memberikan obat antibiotik.
Cukup diobati sesuai gejalanya. Misalnya, kalau demam maka diberi
penurun panas, kalau batuk diberi obat batuk.
Pencegahan:
Mengingat virus flu menular lewat udara ataupun
bersin, maka sebaiknya menggunakan masker sehingga virus tidak menular
melalui udara maupun percikan ludah.
2. RADANG TENGGOROKAN
Radang tenggorokan (faringitis),
sejatinya adalah infeksi pada tenggorokan. Paling banyak menyerang anak
usia batita, dan akan menyerang saat daya tahan tubuh kurang baik,
misalnya karena kurang beristirahat. Penyakit ini disebabkan oleh virus
dan penularannya melalui butiran halus air ludah (droplet) yang mengandung kuman yang ada di udara dan terhirup saat bernapas.
Gejalanya, demam, sakit tenggorokan,
batuk, linu-linu pada otot, sakit kepala, serta keluar air mata tapi
mata tak berwarna merah. Namun jika terkena cahaya akan merasa silau.
Biasanya anak menjadi kurang aktivitasnya, banyak diam dan terkadang
rewel. Kejadian radang tenggorokan wajar antara 6-7 kali per tahun. Jika
lebih dari itu, orangtua harus waspada. Biasanya ini terjadi pada
anak-anak yang alergi atau yang daya tahannya kurang. Pada anak dengan
alergi atau yang daya tahan tubuhnya kurang, mudah terkena radang
tenggorokan.
Penanganan:
Umumnya radang tenggorokan dapat
sembuh sendiri meski tak diobati. Cukup dengan banyak istirahat dan
makan makanan bergizi. Biasanya pemberian obat berupa obat simptomatik
untuk mengatasi gangguan yang terjadi. Bila ringan, radang tenggorokan
perlu minimal 3-5 hari untuk penyembuhan. Pemberian antibiotik dilakukan
bila dijumpai demam mendadak, ada pembesaran kelenjar getah bening di
sekitar leher, ada detritus (warna "keputihan" di tenggorok), dan peningkatan sel darah putih.
Pencegahan:
Pencegahan radang tenggorok yaitu
dengan menjauhkan anak dari orang yang terkena radang tenggorokan. Jika
tak memungkinkan maka anak bisa menggunakan masker. Selain itu, berikan
makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.
3. DIAREAnak dikatakan diare bila buang air besar (BAB) lebih dari 4x dalam kurun waktu 24 jam atau 1x BAB encer dan menyembur (mencret). Diare merupakan salah satu gejala adanya gangguan/penyakit infeksi saluran cerna. Biasanya diare berkaitan dengan tingkat higienis yang rendah. Penyebabnya bisa oleh rotavirus, bakteri, atau bahan yang tidak dibutuhkan tubuh. Umumnya, akibat rotavirus yang masuk lewat mulut. Penanganannya, tidak lantas dengan memberikan obat antidiare. Biarkan tubuh mengeluarkan hal-hal tak perlu dari tubuhnya.
Penanganan:
Selama diare berlangsung, anak harus selalu mendapat asupan nutrisi dan cairan. Jika masih bayi dengan asupan ASI. Suplai harus lebih banyak ketimbang yang dikeluarkan tubuh. Bantu juga dengan pemberian larutan gula-garam/oralit atau oralit khusus anak. Berikan setiap kali anak sehabis diare. Pemberiannya pada anak dibawah 2 tahun sebanyak 50-100 ml cairan oralit maupun cairan rumah tangga. Pada anak dibawah 10 tahun sebanyak 100-200 ml. Di usia 10 tahun ke atas berikan cairan sebanyak yang diinginkan.
Selama diare sebaiknya hindari buah-buahan, kecuali pisang. Kandungan zat pektin dalam pisang dipercaya mampu mengeraskan tinja. Cara yang dilakukan ini untuk menghindari anak dari dehidrasi sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh. Diharapkan, tubuh anak akan mampu memusnahkan sendiri penyakitnya. Bila diarenya dalam sehari itu membuat anak tampak lemas, tidak bergairah, BAB selalu cair dan menyembur, segera larikan ke rumah sakit terdekat. Apalagi jika fesesnya berlendir atau berdarah (sekalipun hanya berupa bercak atau vlek).
Pencegahan:
Pencegahan diare dengan selalu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan. Antara lain membiasakan anak untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Cucilah tangan minimal 20 detik, dengan menggunakan air bersih mengalir dan sabun. Jaga kebersihan peralatan makan dan minum anak. Perhatikan pula kebersihan dan keamanan makanan anak.
4. TIFUS
Dalam istilah kedokterannya disebut dengan demam tifoid. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella typhi. Kuman ini hidup di air kotor, makanan tercemar, dan lingkungan kotor lainnya. Masa inkubasi tifus rata-rata 7-14 hari. Gejala umumnya, demam dengan suhu 38-39 derajat Celcius, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari. Anak tampak lemah dan lesu. Peningkatan suhu bertambah setiap hari dengan teratur. Misalnya selalu menjelang malam hari atau selalu siang hari dan malamnya mereda. Setelah seminggu gejala demam tak hilang meski sudah diberi penurun panas, maka dilakukan tes Widal untuk mengetahui kepastian tifus tidaknya. Biasanya pada minggu kedua gejala lebih jelas, dengan demam semakin tinggi, lidah kotor, bibir kering, dan kembung.
Penanganan:
Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat-obatan oleh dokter, banyak beristirahat di tempat tidur, tak banyak bergerak, serta banyak minum. Waktu penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan. Penderita juga dipantang mengonsumsi makanan berserat tinggi, juga makanan yang berisiko menimbulkan kontraksi pada pencernaan seperti makanan pedas atau asam. Pasien dianjurkan mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging, telur, susu, tahu, tempe, dan lain-lain. hal ini dapat membantu daya tahan tubuh sehingga waktu penyembuhan pun semakin cepat.
Pencegahan:
Pencegahan dilakukan dengan pemberian vaksinasi tifoid setiap 3 tahun, anak diajarkan hidup sehat seperti mencuci tangan sebelum makan, tidak jajan sembarangan bagi anak yang sudah lebih besar.
Jenis penyakit kulit pada anak usia dini
Penyakit Kulit - Penyakit kulit yang dibahas disini adalah penyakit kulit yang tidak berbahaya atau dalam arti kata lain tidak akan menimbulkan dampak buruk terhadap kelangsungan hidup orang terkena penyakit tersebut, namun cenderung lebih kepada rasa gatal-gatal yang dialami oleh si penderita atau mungkin juga barakibat rasa malu atau kurang percaya diri.
Berikut adalah beberapa jenis penyakit kulit yang dimaksutkan, sekaligus akan dibahas juga cara pencegahannya.
1. Kudis
Kudis adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini dalam bahasa ilmiah disebut scabies, memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
Cara Pencegahan penyakit kudis dapat dilakukan dengan mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen.
2. Kurap
Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh fungsi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda. Kurap dapat dicegah dengan cara mencuci tangan yang sempurna, menjaga kebersihan tubuh, dan mengindari kontak dengan penderita.
Kurap dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol dengan benar dapat menghilangkan infeksi.
3. Panau
Panau atau Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita.
Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panau.