PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini
Sangatlah tidak bisa dipisahkan mengenai perkembangan dan
pertumbuhan anak saat lahir. Perkembangan motorik dan fisik anak sangatlah
berhubungan dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologli
perkembangan anak usia dini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
secara menyeluruh.
Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa
keemasan anak saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif
terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan
pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu
sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang
sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri, perkembangan emosi,
perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial. Lonjakan
perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan perkembangan
ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat perkembangan anak
khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul menjadikannya sebagai
perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan anak di masa yang akan datang. Guna mendukung hal tersebut berikut
adalah beberapa hal yang harus di perhatikan orang tua mengenai perkembangan
anaknya.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
- Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.
- Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.
- Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.
- Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain.
Perkembangan Fisik Anak
Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari
perkembangan motroik anak. Perkembangan motorik anak ini terbagi lagi ke dalam
perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar. Untuk lebih jelasnya
bisa di baca di: Perkembangan
Motorik Anak
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa
tahap, yaitu:
- Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya.
- Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain.
- Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.
Perkembangan
Sosio-emosional
Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa
tahap, yaitu:
- Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
- Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
- Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan meninggal. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di bidang berbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, penanganan remaja.Area studi
Berdasarkan usia:
Masa
|
Usia
|
Status pekerjaan
|
0-3 tahun
|
Non produktif
|
|
4-6 tahun
|
||
7-12 tahun
|
Produktif
|
|
13-18 tahun
|
||
Dewasa
awal
|
19-39 tahun
|
|
Dewasa
tengah
|
40-60 tahun
|
|
≥ 61 tahun
|
Non produktif
|
PENGERTIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN dan
KEGUNAANNYA
1.Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang
merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini
termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari
pada tingkah laku individu.
2.Kegunaan psikologi perkembangan
Berikut ini akan dikemukakan kegunaan psikologi
perkembangan sebagai berikut :
- Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
- Untuk memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
- Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
- Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
- Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
·
3. Pengertian perkembangan.
·
Objek psikologi perkembangan adalah
perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini
berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah
proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke
depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
·
Istilah “perkembangan “ secara khusus diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.
·
JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
·
Elizabeth Hurlock mengemukakan jenis-jenis
perubahan selama proses perkembangan dan sifat-sifat khusus dalam perkembangan.
·
1. Jenis-jenis perkembangan (Types of changes
in Development)
·
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses
perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis; yaitu:
·
* Perubahan dalam ukuran (changes in size)
* Perubahan dalam perbandingan ( changes in proportion)
* Pengertian wujud ( Disappearance of Old Features)
* Memperoleh wujud baru ( Acquisition of New Features)
* Perubahan dalam perbandingan ( changes in proportion)
* Pengertian wujud ( Disappearance of Old Features)
* Memperoleh wujud baru ( Acquisition of New Features)
·
2. Sifat-sifat khusus perkembangan
(Characteristics of Development)
·
Ada beberapa sifat khusus yang dapat kita lihat
dalam perkembangan. Dan hanya diambil yang jelas menunjukkan pengaruh yang
besar; yaitu:
·
1. Perkembangan berlangsung menurut suatu pola
tertentu.
2. Perkembangan berlangsung dari sifat-sifat umum ke sifat-sifat khusus.
3. Perkembangan adalah tidak terputus-putus.
4. Perbedaan kecepatan perkembangan antara kanak-kanak akan tetap berlangsung.
5. Perkembangan dari pelbagai bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
6. Sifat-sifat dalam perkembangan ada sangkut pautnya antara satu dengan lainnya.
7. Perkembangan dapat dikira-kirakan lebih dahulu.
8. Tiap-tiap fase perkembangan mempunyai coraknya masing-masing.
9. Apa yang disebut sikap yang menjadi persoalan kerapkali sikap biasa sesuai dengan umurnya.
10. Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam perkembangan.
2. Perkembangan berlangsung dari sifat-sifat umum ke sifat-sifat khusus.
3. Perkembangan adalah tidak terputus-putus.
4. Perbedaan kecepatan perkembangan antara kanak-kanak akan tetap berlangsung.
5. Perkembangan dari pelbagai bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
6. Sifat-sifat dalam perkembangan ada sangkut pautnya antara satu dengan lainnya.
7. Perkembangan dapat dikira-kirakan lebih dahulu.
8. Tiap-tiap fase perkembangan mempunyai coraknya masing-masing.
9. Apa yang disebut sikap yang menjadi persoalan kerapkali sikap biasa sesuai dengan umurnya.
10. Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam perkembangan.
·
Kesimpulan :
·
* Pengetahuan tentang dasar-dasar perkembangan
adalah sangat penting artinya bagi kita.
* Memungkinkan kita mengetahui apa yang dapat kita harap pada suatu usia, sehingga tidak terjadi harapan yang berlebihan atau mematikan pengharapan yang kedua-duanya akan berakibat tidak baik.
* Memungkinkan kita mengetahui secara tepat kapan kita harus berbuat dan apa yang harus kita buat untuk membantu pertumbuhannya, agar berlangsung dengan baik.
* Memungkinkan kita mengetahui apa yang dapat kita harap pada suatu usia, sehingga tidak terjadi harapan yang berlebihan atau mematikan pengharapan yang kedua-duanya akan berakibat tidak baik.
* Memungkinkan kita mengetahui secara tepat kapan kita harus berbuat dan apa yang harus kita buat untuk membantu pertumbuhannya, agar berlangsung dengan baik.
FASE DAN
CIRI-CIRI PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
·
Pendapat para Ahli mengenai periodisasi yang
bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:
·
1) Periodisasi yang berdasar biologis.
·
Periodisasi atau pembagian masa-masa
perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu.
Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara
fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua
dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan
kelamin.
·
2) Periodisasi yang berdasar psikologis.
·
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini
kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa
kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa perkembangan, karena beliau yakin
bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan
dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya.
·
3) Periodisasi yang berdasar didaktis.
·
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini
seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental
Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental
Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai
dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati
dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
·
1. Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)
·
Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi
atau pertemuan sel bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280
hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
·
1. Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak
pembuahan sampai akhir minggu kedua.
1. Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
2. Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
1. Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
2. Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
·
1. Masa Bayi Baru Lahir (New Born).
·
Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai
bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini
merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi
pertumbuhan/perkembangan.
·
Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru
lahir ini ialah:
·
a) Periode ini merupakan masa perkembangan yang
tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
·
b) Periode ini merupakan saat penyesuaian diri
untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
·
c) Periode ini ditandai dengan terhentinya
perkembangan.
·
d) Di akhir periode ini bila si bayi selamat
maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
·
3. Masa Bayi (Babyhood).
·
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur
2 tahun.
·
Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis
dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar
untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
·
4. Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood).
·
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua
sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini
anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi
kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada
waktu masuk kelas 1 SD.
·
5. Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood).
·
Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah
ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam
menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa
intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di
sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson
menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana
anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul
dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah
kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk
bersekolah.
·
6. Masa Puber (Puberty).
·
Masa Puber merupakan periode yang tumpang
tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal
masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.
·
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan
permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan
basah malam pada anak laki-laki.
·
Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa
puber, yaitu:
·
1. i. Perubahan besarnya tubuh.
2. ii. Perubahan proporsi tubuh.
3. iii. Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
4. iv. Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
2. ii. Perubahan proporsi tubuh.
3. iii. Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
4. iv. Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
·
8. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood).
·
Masa dewasa adalah periode yang paling penting
dalam masa khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal
dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai
umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
·
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian
kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada
pola hidup yang baru.
·
9. Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).
·
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur
empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan
sosial pada masa ini antara lain:
·
a) Masa dewasa madya merupakan periode yang
ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
·
b) Masa dewasa madya merupakan masa transisi,
dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa
dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani
dan prilaku yang baru.
·
c) Masa dewasa madya adalah masa berprestasi.
Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
·
d) Pada masa dewasa madya ini perhatian
terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan
kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan
pribadi dan sosial.
·
10. Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).
·
Usia lanjut adalah periode penutup dalam
rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai
mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis
yang semakin menurun.
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN
·
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah
tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode
kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia,
tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
·
Adapun yang menjadi sumber dari pada
tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik,
tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa
bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
Masa
bayi dan anak-anak* Belajar berjalan
* Belajar mekan makanan padat
* Belajar berbicara
* Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
* Mencapai stabilitas fisiologik
* Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
* Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain
* Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati
Masa Anak Sekolah
* Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
* Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh
* Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
* Belajar peranan jenis kelamin
* Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
* Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
* Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai
* Belajar membebaskan ketergantungan diri
* Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga
Masa Remaja
* Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
* Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita
* Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social
* Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
* Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
* Perkembangan skala nilai
* Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat
* Persiapan mandiri secara ekonomi
* Pemilihan dan latihan jabatan
* Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Masa Dewasa Awal
* Mulai bekerja
* Memilih pasangan hidup
* Belajar hidup dengan suami/istri
* Mulai membentuk keluarga
* Mengasuh anak
* Mengelola/mengemudikan rumah tangga
* Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara
* Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan
Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
* Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
* Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
* Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
* Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
* Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
* Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
·
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang
memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan
jawaban yang berbeda-beda.
·
Para ahli yang beraliran “Nativisme”
berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur
pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor
dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Scopenhauer.
·
Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yag
mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa perkembangan individu itu
sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor
dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan
faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seseorang
individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke.
·
Aliran yang tampak menengahi kedua pendapat
aliran yang ekstrim di atas adalah aliran “Konvergensi” dengan tokohnya yang
terkenal adalah Willian Stern. Menurut aliran Konvergensi, perkembangan
individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. Baik faktor
dasar/pebawaan maupun factor lingkungan/pendidikan keduanya secara convergent
akan menentukan/mewujudkan perkembangan seseorang individu. Sejalan dengan
pendapat ini, Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional juga mengemukakan
adanya dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor
dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar/lingkungan (faktor
eksternal).
·
Manurut Elizabeth B. Hurlock, baik faktor
kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi
tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh
mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk
dibedakan mana yang penting dan kurang penting. Tetapi bailklah beberapa
diantara faktor faktor-faktor tersebut ditinjau:
Intelligensi
·
Intellegensi merupakan faktor yang terpenting.
Kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika
kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
·
Berdasarkan penelitian Terman LM (Genetic
studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking and talking in relation to
general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh intellegensi terhadap
tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
Seks
·
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks
tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan
jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih besar dari perempuan, tetapi
anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai
kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
·
Anak perempuan pada umumnya lebih cepat
mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan
pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelasa
pada anak umur 9 sampai 12 tahun.
Kelenjar-kelenjar
·
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi
(kelenjar buntu) menunjukkan adanya peranan penting dari sementara
kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas
pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan.
Kebangsaan (ras)
·
Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan tengah)
tumbuh lebih cepat dari anak-anak eropa sebelah timur. Amak-anak negro dan
Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat dibandingkan dengan ank-anak kulit
putih dan kuning.
Posisi dalam keluarga
·
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan
yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada
umumnya perkembangannya lebih cepat dari anak yang pertama. Anak bungsu
biasanya karena dimanja perkembangannya lebih lambat.
·
Dalam hal ini anak tunggal biasanya
perkembangan mentalitasnya cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang
dewasa lebih besar.
Makanan
·
Pada tiap-tiap usia terutama pada usia yang
sangat muda, makanan merupakan faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan
dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi isinya yang cukup banyak
mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin. Kekurangan gizi/vitamin
dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain penyakit.
Luka dan penyakit
·
Luka dan penyakit jelas pengaruhnya kepada
perkembangan, meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya menyangkut
perkembangan fisik saja.
Hawa dan sinar
·
Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama
merupakan faktor yang penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak yang kondisi
lingkungannya baik dan yang buruk.
Kultur (budaya)
·
Penyelidikan Dennis di kalangan orang-orang
Amerika dan Indiana menunjukan bahwa sifat pertumbuhan anak-anak bayi dari
kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan pendapat bahwa sifat-sifat anak
bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah yang kemudian merubah sejumlah
dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya. Yang termasuk
faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk
pendidikan, agama, dsb.
·
Elizabeth B. Hurlock juga mengemukakan beberapa
hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (Cause of Development) yaitu:
Kematangan (Maturation)
·
Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian
besar akibat dari pada kodrat yang telah menjadi bawaan dan juga dari pada
latihan dan pengalaman si anak. Kodra ini diperoleh dari turunan perkembangan
(Heredity Endownment) dan menimbulkan pertumbuhan yang terlihat, meskipun tanpa
dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata dari lingkungan.
·
Pertumbuhan karena kodrat terkadang timbulnya
secara sekonyongkonyong. Rambut tumbuh di muka, suara berubah dengan tiba-tiba.
Sikapnya terpengaruh antara lain terhadap seks lain, yang berkembang menjadi
kegila-gilaan gadis atau kegila-gilaan pemuda sebagai kebalikan dari kebencian
yang ditujukan pada masa sebelumnya (Masa Pueral).
·
Pada anak-anak sering terlihat, tiba-tiba anak
itu dapat berdiri, berbicara, dan sebagainya yang terkadang setelah seseorang
berpendapat bahwea anak-anak itu sangat terbelakang dalam pekembangannya.
Belajar dan latihan (Learning)
·
Sebab terjadinya perkembangan yang kedua adalah
dengan melalui proses belajar atau dengan latihan. Disini terutama termasuk
usaha anak sendiri baik dengan atau tidak dengan melalui bantuan orang dewasa.
Kombinasi kematangan dan belajar (Interaction
of Maturation and Learning)
·
Kedua sebab kematangan dan belajar atau altihan
itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama, bantu membantu.
Biasanya melalui suatu latihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan
perkembangan yang maksimum, tetapi terkadang meskipun bentuan kuat dan usahanya
efektif tidak berhasil seperti yang diharapkan, jika batas perkembangannya
lekas tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas.
·
Kematangan selain berfungsi sebagai pemberi
bahan mentah yang berupa potensi-potensi yang siap untuk dilatih/dikembangkan
juga sebagai penentu batas atau kualitas perkembangan yang akan terjadi.
Kematangan itu dalam periode perkembangan tidak hanya dicapai setelah lahir, tetapi
sebelum lahir juga ada kematangan; bedanya ialah bahwa kematangan dalam masa
sebelum lahir hanya dipengaruhi kodrat dan tidak memerlukan latihan.
·
Kematangan suatu sifat sangat penting bagi
seorang pengasuh atau pendidik untuk mengetahuinya, karena pada tingkat itulah
si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-baiknya terhadap semua usaha
bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi mereka.
·
Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untuk
mengetahui sampai dimana seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat
dan sejauh mana atas dasar pengajaran/pengalaman. Hasilnya antara lain:
1.
Pada tahun-tahun pertama “kematangan” ini
penting karena memungkinkan pengajaran/pelatihan.
2.
Dalam
hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antaraanak kembar dan
anak yang berbeda rasnya (Nego dan Amreika misalnya).
3.
Berlangsungnya secara bersama-sama antara
pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan pengajaran/latihan adalah sangat
menguntungkan bagi perkembangan anak.
HUKUM-HUKUM
PERKEMBANGAN
·
Perkembangan fisik dan mental disamping
dipengrauhi oleh factor-faktor tersbut diatas, juga perkembangan itu
berlangsung menurut hukkum-hukum tertentu.
·
Adapun hukum-hukum perkembangan tersebut adalah
sebagai berikut:
Hukum Konvergensi
·
Hukum Konvergensi ini menekankan kepada pengaruh
gabungan antara pembawaaan dan lingkungan. Tokoh yang berpendapat demikian
adalah Willian Stern yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan itu
adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur pembawaan dan lingkungan. Kedua
pengaruh tersebut dapat dimisalkan Dari gambar di atas dapat dilihat adanya
Saling pengaruh kedua faktor pembawaan dan lingkungan.
Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
·
Sebagai makhluk hidup, manusia mempunyai
dorongan/.hasrat untuk mempertahankan diri. Hal ini terwujud pada usaha makan
ketika lapar, menyelanatkan diri apabila ada bahaya.
·
Pada anak kecil usaha ini diwujudkan dengan
menangis, apabila lapar, haus, rasa tidak enak badan, dan sebagainya, kemudian
si ibu akan tanggap dengan tanda-tanda tersebut.
·
Dari usaha untuk memepertahankan diri berlanjut
menjadi usaha untuk mengembangkan diri.
·
Pada anak-anak biasanya terlihat rasa ingin
tahunya itu besar sekali, sehingga ank-anak tidak hentin-hentinya bertanya
mengenai suatu hal dan dirinya akan merasa senang apabila dunianya diisi dengan
berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari sekelilingnya. Melalui
kegiatan bermain, berkumpul dengan teman, bercerita dan sebagainya itu dapat
dianggap sebagai dorongan untuk mengembangkan diri.
Hukum Masa Peka
·
Masa peka ialah masanya suatu fungsi mudah/peka
untuk dikembangkan. Masa peka merupakan masa yang terjadi nya dalam
perkembangan pada saat-saat tertentu. Misalnya anak usia satu sampai dua tahun
yang mengalami masa peka untuk berbicara dan meniru sehingga apa yang diajarkan
mudah diikuti dan berhasil dengan baik.
Hukum Kesatuan Organis
·
Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis
disini adalah bahwa berkembangnya fungsi fisik maupun mental psikologis pada
diri manusia itu tidk berkembang lepas satu sama lainnya tetapi merupakan suatu
kesatuan.
Hukum Rekapitulasi
·
Merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan
suatu bangsa yang berlangsung secara lambat selama berabd-abad. Dengan hokum
ini berarti perkembangan jiwa anak itu merupakan ulangan dan adanya persamaan
dengan kehidupan sebelumnya (yang dilakukan oleh nenek moyang)
Dapat dibagi dalam beberapa masa:
Masa berburu dan menyamun
·
Anak usia sekitar 8 tahun senang bermain
kejar-kejaran, perang-perangan, menangkap binatang (capung, kupu-kupu, dsb)
Masa mengembala
·
Anak usia sepuluh tahun senang memelihara
binatang seperti ayam, kucing, burung, anjing, dsb.
Masa
bercocok tanam
·
Masa ini dialami oleh anak sekitar umur dua
belas tahun, dengan tanda-tanda sengan berkebun, menyiram bunga.
Masa berdagang
·
Anak senang bermain jual-jualan, tukar menukar
foto, perangko, berkiriman surat dengan teman-teman maupun sahabat pena.
Hukum
Tempo Perkembangan
·
Ialah bahwa tiap anak mempunyai tempo kecepatan
dalam perkembangannya sendiri-sendiri. Ada anak yang perkembangannya lebih
cepat dari anak lainnya.
Hukum Irama Perkembangan
·
Berlaku terhadap perkembangan setiap orang baik
menyangkut perkembangan jasmani maupun rohani. Hal ini berlangsung silih
berganti, terkadang teratur, terkadang juga tidak. Adakalanya tenang,
adakalanya goncang, tergantung dari irama perkembangan masing-masing individu
tersebut.
·
Pada umur tiga sampai lima tahun seorang anak
biasanya mengalami irama goncangan sehingga sukar diatur, suka membangkang,
tetapi setelah itu anak bisa tenang kembali.
1.
Psikologi Pada Masa Kanak-Kanak
A.
Awal masa kanak-kanak
Awal masa kanak-kanak yang berlangsung dari dua sampai enam tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia yang problematic, menyulitkan atau masa bermain, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia prasekola, dan oleh ahli psikoligi disebut dengan prakelompok, penjajah atau usia bertanya. Perkembangan fisik berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya diletakan pada masa bayi, menjadi cukup baik. Berbagai hubungan keluarga, orang tua anak, antar saudara dan lingkungan sangat berperan dalam dalam sosialisasi anak dan perkembangan konsep diri dalam tingkat kepentingan yang berbeda.
Kebahagiaan pada awal masa kanak-kanak bergantung lebih kepada kejadian yang menimpa anak dirumah daripada kejadian diluar rumah. Awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai pelbagai ketrampilan karena anak senang mengulang, hal mana penting untuk belajar ketrampilan, anak yang pemberani dan senang mencoba hal-hal yang baru, dank arena hanya memiliki beberapa ketrampilan maka tidak mengganggu usaha penambahan ketrampilan baru. Perkembangan berbicara berlangsung cepat, seperti terlihat dalam perkembanganya pengertian dan berbagai ketrampilan berbicara, ini mempunyai dampak yang kuat terhadap jumlah bicara dan isi pembicaraan.
Perkembangan emosi mengikuti pola yang dapat diramalkan, tetapi terdapat keanekaragaman dalam pola ini karena tingkat kecerdasan, besarnya keluarga, pendidikan anak dan kondisi-kondisi lain. Bermain sangat dipengaruhi oleh ketrampilan motorik yang dicapai, tingkat popularitas yang ia senangi diantara teman sebaya, bimbingan yang diterima dalam mempelajari berbagai pola bermain dan setatus social ekonomi keluarga.
Awal masa kanak-kanak ditandai oleh moralitas dengan paksaan, suatu masa dimana anak belajar mematuhi peraturan secara otomatis melalui hukuman dan pujian, preode ini juga merupakan masa penegakan disiplin dengan cara yang berbeda, ada yang secara otoriter, lemah dan demokratis. Minat umum anak meliputi minat terhadap agama, tubuh manusia, diri sendiri, pakaian dan seks, ketidaktepatan dalam mengerti sesuatu merupakan hal yang umum pada masa awal kanak-kanak karena banyak konsep yang kekanak-kanakan dipelajari tanpa bimbingan yang cukup dank arena anak sering didorong untuk memandang kehidupan secara tidak realistis agar lebih menarik dan semarak.
B. Akhir masa kanak-kanak
Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun sampai anak mencapai kematangan seksual, yaitu ekitar umur 13 th bagi anak perempuan dan 14 th bagi anak laki-laki, yang mana masa tersebut oleh orang tua disebut masa yang menyulitkan karena pada masa-masa ini anak sering bertengkar, bandel dan lain-lain, para ahli psikologi menyebutnya dengan usia penyesuaian atau usia kreatyif. Pertumbuhan fisik yang lambat pada akhir masa kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, immunisasi, seks dan inteligensi.
Keterampilan pada akhir masa kanak-kanak secara kasar dapat digolongkan kedalam empat (4) kelompok yaitu :
a. Keterampilan menolong diri
b. Keterampilan menolong social
c. Keterampilan social
d. Keterampilan bermain
Awal masa kanak-kanak yang berlangsung dari dua sampai enam tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia yang problematic, menyulitkan atau masa bermain, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia prasekola, dan oleh ahli psikoligi disebut dengan prakelompok, penjajah atau usia bertanya. Perkembangan fisik berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya diletakan pada masa bayi, menjadi cukup baik. Berbagai hubungan keluarga, orang tua anak, antar saudara dan lingkungan sangat berperan dalam dalam sosialisasi anak dan perkembangan konsep diri dalam tingkat kepentingan yang berbeda.
Kebahagiaan pada awal masa kanak-kanak bergantung lebih kepada kejadian yang menimpa anak dirumah daripada kejadian diluar rumah. Awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai pelbagai ketrampilan karena anak senang mengulang, hal mana penting untuk belajar ketrampilan, anak yang pemberani dan senang mencoba hal-hal yang baru, dank arena hanya memiliki beberapa ketrampilan maka tidak mengganggu usaha penambahan ketrampilan baru. Perkembangan berbicara berlangsung cepat, seperti terlihat dalam perkembanganya pengertian dan berbagai ketrampilan berbicara, ini mempunyai dampak yang kuat terhadap jumlah bicara dan isi pembicaraan.
Perkembangan emosi mengikuti pola yang dapat diramalkan, tetapi terdapat keanekaragaman dalam pola ini karena tingkat kecerdasan, besarnya keluarga, pendidikan anak dan kondisi-kondisi lain. Bermain sangat dipengaruhi oleh ketrampilan motorik yang dicapai, tingkat popularitas yang ia senangi diantara teman sebaya, bimbingan yang diterima dalam mempelajari berbagai pola bermain dan setatus social ekonomi keluarga.
Awal masa kanak-kanak ditandai oleh moralitas dengan paksaan, suatu masa dimana anak belajar mematuhi peraturan secara otomatis melalui hukuman dan pujian, preode ini juga merupakan masa penegakan disiplin dengan cara yang berbeda, ada yang secara otoriter, lemah dan demokratis. Minat umum anak meliputi minat terhadap agama, tubuh manusia, diri sendiri, pakaian dan seks, ketidaktepatan dalam mengerti sesuatu merupakan hal yang umum pada masa awal kanak-kanak karena banyak konsep yang kekanak-kanakan dipelajari tanpa bimbingan yang cukup dank arena anak sering didorong untuk memandang kehidupan secara tidak realistis agar lebih menarik dan semarak.
B. Akhir masa kanak-kanak
Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun sampai anak mencapai kematangan seksual, yaitu ekitar umur 13 th bagi anak perempuan dan 14 th bagi anak laki-laki, yang mana masa tersebut oleh orang tua disebut masa yang menyulitkan karena pada masa-masa ini anak sering bertengkar, bandel dan lain-lain, para ahli psikologi menyebutnya dengan usia penyesuaian atau usia kreatyif. Pertumbuhan fisik yang lambat pada akhir masa kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, immunisasi, seks dan inteligensi.
Keterampilan pada akhir masa kanak-kanak secara kasar dapat digolongkan kedalam empat (4) kelompok yaitu :
a. Keterampilan menolong diri
b. Keterampilan menolong social
c. Keterampilan social
d. Keterampilan bermain
Akhir masa kanak-kanak disebut “usia berkelompok” karena anak berminat dalam kegiatan-kegiatan dengan teman-teman dan ingin menjadi bagian dari kelompok yang mengharapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola perilaku, nilai-nilai dan minat anggotanya sebagai anggota kelompok, anak sering menolak standart orang tua, mengembangkan sikap menentang lawan jenis, dan berprasangka kepada semua yang bukan anggota kelompok. Minat bermain anak dan jumlah waktu yang digunakan untuk bermain tergantung pada derajat dukungan social dari pada kondisi-kondisi lain.
Pada akhir masa kanak-kanak, terdapat peningkatan pesat dalam pengertian dan ketepatan konsep selama periode akhir masa kanak-kanak yang disebabkan oleh meningkatnya inteligensi dan meningkatnya kesempatan belajar. Sebagian besar anak mengembangkan kode moral yang dipengaruhi oleh standart moral kelompoknya dan hati nurani yang membimbing perilaku sebagai pengganti pengawasan dari luar yang diperlukan pada waktu anak masih kecil, sekalipun demikian pelanggaran di rumah, di sekolah dan di lingkungan tetangga masih sering terjadi.
C. Bahaya psikologis terpenting pada anak
Diantara bahaya psikologis yang terpenting adalah :
a) isi pembicaraan yang bersifat tidak social
b) ketidak mampuan mengadakan kompleks empati
c) gagal belajar penyesuaian social karena kurangnya bimbingan
d) lebih menyukai teman khayalan atau hewan kesayangan
e) terlalu menekankan pada hiburan dan kurang penekanan dalam bermain aktif
f) disiplin yang tidak konsisten
g) gagal dalam mengambil peran seks sesuai dengan pola yang disetujui oleh kelompok social
h) kemerosotan dalam dalam hubungan keluarga
i) konsep diri yang kurang baik
2. Psikologi Pada Masa Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa, bangsa primitive demikian pula orang-orang pada zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak sudah tidak merasa lagi dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataanya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.
A. Ciri-ciri masa remaja
- Masa remaja sebagai periode yang penting
Bagi sebagian besar anak muda, usia diantara dua belas dan enam vbelas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh dengan kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Tak dapat disangkal, selama kehidupan ini perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan dengan kagum, seang atau takut.
- Masa remaja sebagai periode peralihan
Peralihan tidak berarti terputus dengan sesuatu atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahup perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang.
- Masa remaja sebagai periode perubahan
Ada lima perubahan yang sama yang hamper bersifat unifersal. (1) meningginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. (2) perubahan tubuh, bagi remaja masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan dibandingkan dengan masalah yang dihadapi sebelumnya. (3) perubahan minat. (4) perubahan perilaku. (5) ingin kebebasan dan takut bertanggung jawab.
B. Tugas perkembangan pada masa remaja
Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa, tugas perkembangan pada masa dewasa menunbtut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak, akibatnya, hanya sedikit anak lak-laki yang mampu dan hanya anak perempuanlah yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apa lagi mereka yang matangnya terlambat.
Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan social. Namaun, hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan ketrampilan dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka yang aktif dalam pelbagai aktifitas ekstra kurikuler menguasai praktek yang demikian ini, namun mereka yang tidak aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh teman-teman, akhirnya mereka tidak memperoleh kesempatan ini.
C. Keadaan emosi selama masa remaja
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai preode “badai dan tekanan” suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Oleh karena itu perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi yang sangat khas pada masa usia ini. Penjelasan diperoleh dari kondisi social yang mengelilingi remaja masa ini, adapun meningginya emosi terutama karena berada dibawah tekanan social dan menghadapi kondisi baru.
D. Beberapa minat remaja
Minat rekreasi, meliputi : Permainan dan olah raga, bersantai, bepergian, dansa, membaca, menonton, melamun dan lain-lain.
- Minat social, meliputi : Pesta, minum-minuman keras, obat-obat terlarang, percakapan, menolong orang lain, mencari pasangan dan lain-lain.
- Minat pendidikan dan agama.
- Minat pekerjaan.
E. Perubahan moral pada masa remaja
Menurut Kholberg, tahap perkembangan moral harus dicapai selama masa remaja, tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua tahap yaitu :
1) Individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan setandart moral, apabila hal ini bisa menguntukan anggota-anggota kelompok secara keseluruhan.
2) Individu menyesuaikan diri dengan standart social dan ideal yang diinternalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap diri sendiri daripada sensor social. Dalam hal ini moralitas didasarkan pada rasa hormat kepada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi.
A. Tahapan perkembangan anak
Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak,
yaitu pada masa:
Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun)
Early childhood (usia
3-6 tahun)
Middle childhood (usia
6-11 tahun)
Perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada
aspek berikut:
Fisik (motorik)
Emosi
Kognitif
Psikososial
B. Aspek-aspek perkembangan anak
1. Perkembangan Fisik (Motorik)
Perkembangan fisik
(motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap
gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan fisik
(motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan motorik kasar
Kemampuan anak untuk duduk,
berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot
besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk
melakukan gerakan tubuh.
Perkembangan motorik kasar
dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak
berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak
lainnya.
Perkembangan motorik halus
Adapun perkembangan motorik
halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau
sebagian anggota tubuh tertentu.
Perkembangan pada aspek ini
dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis,
menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.
2. Perkembangan
Emosi
Perkembangan pada aspek
ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa nyaman, berani, gembira,
takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak
sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di
sekitarnya.
Emosi yang berkembang akan
sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan
curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
3. Perkembangan
Kognitif
Pada aspek koginitif,
perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan
memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif
berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat), memahami
kata, dan berbicara.
4. Perkembangan
Psikososial
Aspek psikososial
berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman
sebayanya.
Dengan mengetahui
aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan
memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang
secara seimbang.
Rangsangan atau latihan
tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan
dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan anak, bukan
dengan paksaan.
C. Kegiatan Yang Sering Dilakukan Oleh Sekumpulan Anak.
Pada kesempatan ini
penulis melakukan penelitian mengenai perilaku yang dialami oleh sekumpulan
anak yang ada di daerah rumah tinggal penulis dengan menggunakan metode
wawancara
Dari pertanyaan penulis
mengenai, Apa sajakah yang mereka lakukan ketika mereka berkumpul. Penulis
mendapatkan bermacam-macam jawaban dari beberapa anak yang penulis wawancarai.
Yang sering mereka lakukan
ketika sedang berkumpul adalah main alat musik seperti gitar dan
bernyanyi-nyanyi di salah satu rumah sekumpulan anak tersebut.
Dalam hal ini, yang
berkembang pada diri anak adalah perkembangan fisik karena anak melatih
tangan-tangannya bagaimana cara bermain gitar. Selain itu juga merupakan
perkembangan kognitif, karena dari bermain gitar anak mendapatkan tambahan ilmu
berupa bagaimana memegang kunci-kunci dalam bermain gitar, bagaimana membaca
tangga nada, dan bagaimana cara memetik gitar.
Selain itu, yang tak kalah
seru jawab si A (salah satu anak dari kumpulan tersebut) adalah OL singkatan
dari kata on line atau ngenet, yaitu dengan membuka game online dan facebook
atau yang dikenal dengan FB dan layanan internet lainnya.
Memang tak bisa dipungkiri
bahwa anak mengalami perkembangan kognitif jadi ia merasa ingin tahu dengan
suatu perkembangan yang terbaru. Dan merasa malu jika tidak tahu tentang
sesuatu yang sedang populer atau juga yang lagi hot-hotnya.
Dari kegiatan diatas
perkembangan psikososial juga muncul karena jika seorang anak tidak memiliki
hubungan pertemanan atau kekerabatan yang baik dengan temannya, maka ia secara
otomatis tidak akan tahu mengenai sesuatu yang lagi populer dibicarakan oleh
anak-anak seusianya. Sehingga setiap anak membutuhkan komunikasi yang baik
dengan sesama teman seumurannya agar tidak dikucilkan dengan teman yang
lainnya.
Selain itu, yang sering
kami lakukan jawab si Y adalah ngomongin soal cewek yang lagi di taksir oleh
salah satu anak untuk dijadikan bahan gurauan atau ledekan. Memang tidak bisa
dipungkiri pada usia 12-15 th merupakan usia yang sedang labil-labilnya,
apalagi soal asmara.
Dalam hal ini, di dalam
diri anak mengalami perkembangan emosi yaitu perasaan sayang selain dengan
orangtua dan teman juga dengan lawan jenisnya. Perkembangan psikososial juga
muncul dari kegiatan tersebut karena anak memiliki keinginan untuk berteman,
bermain, dan menjalin hubungan dengan lawan jenisnya. Tahapan ini merupakan
tahapan yang normal karena setiap anak pasti akan mengalami hal yang sama.
D. Anak-Anak Sekarang Senang Dengan Internet
Internet siapa yang tak
kenal dengan internet hampir semua orang membutuhkannya. Apalagi untuk kalangan
anak muda kata-kata itu sangat akrab ditelinga mereka.
Banyak diantara mereka
menggunakannya untuk kegiatan positif. Seperti dari hasil pengamatan yang
penulis peroleh anak-anak disekitar ditempat tinggal penulis menggunakan
internet untuk mengerjakan tugas, mencari lagu-lagu, dan untuk memperbanyak
teman didunia maya.
Tapi selain itu internet
juga membawa dampak yang buruk bagi anak karena dengan internet anak-anak
menjadi malas belajar. Seperti yang penulis dengar sendiri dari pernyataan
narasumber, bahwa jika mereka sudah main game di internet mereka jadi malas
untuk belajar. Dan akibatnya sudah bisa ditebak prestasi mereka disekolah pasti
akan turun.
Lalu bagaimana dengan
orang tuanya apa tidak marah, mereka menjawab ”ya marah tapi kan abis itu
selesai”. Begitu gampang mereka menjawab ”ya”, mungkin itu disebabkan karena
mereka sudah kebal dengan omelan dari orang tuanya. Sehingga mereka sudah tidak
takut lagi.
Hal itu terjadi karena
anak-anak yang penulis amati adalah anak-anak yang memang orang tuanya sibuk,
sebagian dari mereka dirumah sendiri karena kedua orang tuanya bekerja dan
mungkin juga orang tuanya sudah lelah memberitahu anaknya jadi mereka hanya
membiarkannya saja.
Selain dari yang tadi
diungkapkan, ada satu pernyataan lagi yang dikeluarkan oleh salah satu anak
yang membuat penulis sangat terkejut, ternyata melalui internet anak-anak
tersebut dapat melihat tayangan yang berbau pornografi. Dan inilah yang juga
menjadi salah satu alasan mengapa internet banyak diminati oleh anak muda.
Berdasarkan dari yang
penulis amati tiga dari lima anak telah menonton BF atau Bokep yaitu suatu
tayangan orang dewasa yang tidak sepantasnya ditonton oleh anak-anak. Dan
akibat yang ditimbulkan, apalagi selain perusakan moral anak.
Hal ini sungguh
disayangkan karena sesuatu yang berbau seks akan disimpan dan melekat pada otak
kanan anak. Sehingga gambaran-gambaran itu akan selalu diingat oleh anak.
Akibatnya anak menjadi malas belajar dan lebih senang untuk selalu
membayang-bayangkan di dalam pikirannya.
Terbukti dengan hasil
penelitian penulis bahwa pada penerimaan raport kemarin khususnya bagi
anak-anak yang telah menonton tayangan tersebut mengalami penurunan nilai /
prestasi dibanding dengan nilainya tahun kemarin.
Dari hal tersebut perlulah
sikap waspada dari orang tuanya dan orang tua perlu menambahkan perhatian pada
anaknya, agar anaknya kelak tidak hancur dengan kenakalanya yang diakibatkan
dari kelalaiannya sebagai orang tua.
TEORI-TEORI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Kumpulan
fakta yang diikat oleh suatu hokum tertentu akan menjadi pendangan yang berlaku
umum kemudian disebut sebagai teori. Suatu teori harus memenuhi syarat-syarat
formal (Miller,1989) yaitu:
1.
Teori harus masuk akal (logis);didalamnya konsisten
artinya tidak ada pernyataan- pernyataan yang saling
bertentangan.
2.
Teori secara empiris harus masuk akal; artinya tidak ada
pengamatan ilmiah yang saling berlawanan.
3.
Teori harus dapat diuji dan bersifat hemat; artinya
sedapat mungkin terdiri dari beberapa konstruk, proposisi.
4.
Teori harus mempunyai cakupan ilmu yang cukup luas dan
mampu mengintregasikan peneliti terdahulu.
Sebagai salah satu bidang dari psikologi dan sebagai ilmu psikologi
perkembangan memiliki teiori-teori yang ada sampai sekarang dan dapat
digunakan sebagai kerangka acuan untuk memahami perubahan tingkah laku manusia
sesuai dengan perubahan waktu/zaman. Teori-teori psikologiperkembangan yang dapat membantu memahami perkembangan
manusia, khususnya tingkah laku manusia yaitu:
Adalah suatu pandangan tentang kemanusiaan yang mengutamakan
kekuatan ketidak sadaran yang dapat mendorong tingkah laku
manusia.Psikoanalisis adalah metode penyembuhan yang diperkenalkan Sigmund
Freud supaya pasien mempunyai pengertian yang mendalam mengenai konflik-konflik
yang tidak disadari yang bersumber dari masa kecil yang mempengaruhi tingkah
laku dan emosi saat ini.
Sigmund Freud bersama dengan Josefh Breuer
melakukan praktik mengobati penderita histeria. Dari praktik tersebut ia
menemukan metode pengobatan yang disebut psikoanalisis. Dalam mengkaji tingklah
laku manusia pendakatan-pendekatan yang digunakan adalah :
a)
Pendekatan Dinamik
Dalam teorinya Sigmund Freud menggunakan hokum/prinsip alam diantaranya
yaitu :
1) Hukum
konservasi energi
2) Prinsip
kesenangan
3) Prinsip
realitas
b)
Pendekatan Struktural
Pendekatan ini
digunakan untuk mengkaji tentang struktur psikologi yang mengalirkan
dorongan-dorongan psikis yang ada (struktur berfungsi sebagai mediator) antara
dorongan dan tingkah laku. Menurut Sigmund Freud ada tiga struktur utama yaitu: Id,
Ego,dan Superego
1)
Id, Merupakan dorongandan motif yang tidak disadari (telah ada sejak lahir)dan
bertindak atas dasar prinsip kesenangan, berusaha untuk dipuaskan secara
langsung dan sesegera mungkin.
2)
Ego, Merupakan mekanisme untuk beradaptasi
terhadap realitas. Ergo biasanya menunda dorongan psikis yang berasal dari Id
sampai ada jalan yang dapat diterima oleh realitas. Ego juga bertindak sebagai mediator antara Id dan Super Ego.
3)
Super Ego dapat dianalogikan dengan hati nurani, disamping itu Super Ego
mempunyai nilai-nilai yang disampaikan orang tua maupun masyarakat lainnya.
c) Mekanisme
Pertahanan Diri
Bahaya yang
dating dari Id dan lingklungan dapat menimbulkan kecemasan, oleh karena itu
sedapat mungkin ego dapat mengatasi secara realistis dengan menggunakan
kemampuan dan keteramp[ilan pemecahan masalah yang dimiliki. Apabila bahaya itu
berlebihan dan mengancam ego, maka dipergunakan mekanisme pertahanan diri.
Mekanisme pertahanan diri yang lazim digunakan adalah:
1)
Regresi
2)
Proyeksi
3)
Reaksi formasi
4)
Represi
5)
Sublimasi
6)
Fiksasi
d)
Pendekatan Topografi
Menurut Sigmund
Freud dalam fikiran manusia terdapat tiga kawasan yaitu; kawasan ketidak
sadaran, kawasan pra kesadaran, kawasan kesadaran.
Ketidaksadaran
adalah suatu kawasan yang luas tetapi tidak diketahui, sedangkan pra kesadaran
adalah kawasan yang dikenal.
e)
Pendekatan Bertahap
Freud
berpendapat bahwa dalam perkembangan manusia terdapat dua hal pokok yaitu:
1) Bahwa
tahun-tahun awal kehidupan memegang peranan penting bagi pembentukan
kepribadian.
2) Bahwa perkembangan manusia meliputi
tahap-tahap psikoseksual:
- Tahap
oral ( sejak lahir hingga 1tahun )
-
Tahap anal ( usia 1-3 tahun )
-
Tahap phalik ( usia 3-5 tahun)
-
Tahap laten ( usia 5 – awal pubertas)
-
Tahap genital ( masa remaja)
a.
Perkembangan Psikososial
Seperti halnya Freud, E. Erikson mengatakan bahwa perkembangan manusia
terdiri dari beberapa tahap. Setiap anak harus mampu mengatasi krisis atau
konflik yang terjadi pada setioap tahap agar siap menghadapi berbagai krisis
yang akan dijumpai dalam kehidupan mendatang. Dalam pandangannya Erikson mengemukakan bahwa :
1)
Anak adalah makhluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif, yang selalu
berupaya untuk mengontrol lingkungannya, dan anak bukanlah makhluk yang pasuf
yang mau begitu saja dibentuk oleh kedua orang tuanya.
2)
Ego berfungsi utuk memahamki realitas dunia sosial agar indivbidu yang
bersangkutan mampu menyesuaikan diri dan dapat menampilkan suatu pola
perkembangan pribadi yang normal.
3)
Secara mendasar manusia adalah mskhluk yang nrasional, pikiran, perasaan dan
tindakannya sebagian besar dikomtrol oleh ego.
Ketiga pandangan tadi yang membedakannya dengan Freud tantang manusia.
Selanjutnya Erikson mengatakan lebih baik memperhatiokan perkembangan
psikososial sepanjang rentang kehidupan dari pada perkembangan psikoseksual
yang dasarnya biologis dan hanya sampai masa remaja. Disamping itu juga
Erikson menyatakan bahwa perkembangan emosi jauh lebih penting bagi kehidupan
seseorang dari pada perkembangan seksual.
Seluruh rentang
kehiduapn manusia terdiri atas dleapan tahap, dan selam hidupnya manusia akan
menghadapi delapan macam krisis/konflik. Pada umumnya setiap krisis lebih
bersifat ‘sosial’ dan mem punyai imlikasi yang sangat nyata terhadap masa depan
individu yang bersangkutan. Kedelapan tahap tersebut sebagai berikut :
1). Tahap
1 : Basic Trust Versus Mistrust ( + sejak
lahir sampai 1 tahun)
2). Tahap 2 : Autonomy Versus Shame
doubt ( + pada usia 2 tahun sampai 3 tahun).
3). Tahap 3 : Initiative Versus Guilt (
+ pada usia 4 tahun sampai 5
tahun)
4). Tahap 4 : Industry Versus
Inferiority ( + pada usia 6 tahun sampai pubertas)
5). Tahap
5 : Identity and Repudiation Versus Identity
Diffusion (masa remaja)
6). Tahap
6 : Intimacy and Solidarity Versus Isolation (masa
muda)
7). Tahap
7 : Generativity Versus Stagnation and Self Absorpt
(masa
dewasa)
8). Tahap 8 : Integrity Versus
Despair (masa tua)
c.
Prinsip Epigenetik
Yaitu suatu
prinsip yang didasarkan pada pandangan bahwa sesuatu yang tumbuh itu mempunyai
rancangan dasar, dan dari rancangan dasar itulah bagian-bagiannya akan
bermunculan, di mana setiap bagian mempunyai pengaruh tersendiri, jika seluruh
bagian itu telah dimunculkan maka akan terbentuklah suatu kesatuan yang
berfungsi.
Sebagai manusia
anak tidak dikendalikan insting maupun di “cetak” oleh pengaruh lingkungan.
Tetapi anak adalah seorang pengkonstruk (contructivist). Yaitu seorang
penjelajah yang aktif, selalu ingin tahu, selalu menjawab tantangan lingkungan
sesuai intepretasi (penafsirannya) tentang cirri-ciri esensi yang ditampilkan
lingkungan.
Konstruksi anak tentang realitas (intepretasinya tentang lingkungan)
tergantung pada tingkat perkembangan kognitifnya. Dengan demikian perkembangan kognitif anak ditentukan oleh:
a. Bagaimana
anak menanggapi kejadian-kejadian yang ada dalam lingkungannya dan
b. Apa efek
dari kejadian-kejadian tersebut terhadap perkembangan anak tersebut.
Anak yang usianya berbeda akan
membuat kesalahan berbeda pula dalam menjawab tes intelegensi, selanjutnya
Piaget menyimpulkan bahwa intelegensi itu suatu atribut yang multidimensional.
a.
Intelegensi menurut pandangan Piaget
1). Intelegensi adalah suatu fungsi
kehidupan yang mendasar yang membantu organisme untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
2). Satu-satunya tujuan aktivitas
intelektual adalah untuk mencapai keseimbangan
3). Lingkungan itu adalah suatu
tempat yang menarik dan penuh dengan pelbagai rangsangan baru yang tidak segera
dapat dipahami anak yang aktif dan penuh rasa ingin tahu.
4). Intelegensi adalah suatu atribut
yang sangat majemuk, yang terdiri dari tiga komponen yang saling berhubungan
yaitu isi intelegensi, struktru kognitif, dan fungsi intelektual.
b. Tingkat
perkembangan kognitif
Tingkat perkembangan kognitif manusia
terdiri dari empat metode, yaitu :
1). Periode sensori motor ( +
sejak lahir hingga usia 2 tahun )
2). Periode praoperasional ( +
usia 2 tahun hingga 7 tahun )
3). Periode operasional konkret ( +
usia 7 tahun hingga 11 tahun )
4). Periode operasional formal ( +
usia 11 tahun hingga 15 tahun )
Menurut
Bandura, dalam situasi sosial individu bisa belajar lebih cepat hanya dengan
mengamati atau melihat perilaku orang lain. Dalam melakukan pengamtan terkait
juga unsure kognitifnya, yakni adanya proses di dalam diri yang mewakili
obyek-obyek yang nyata di luar apa yang diamati melalui alat inderanya. Proses
tersebut kemudian menjadi dasar bagi munculnya tingkah laku yang sesuai
dengan apa yang telah diamati (Gunarsa, 1981). Individu mengamati
perilaku tertentu melalui empat fase seperti yang dikemukakan oleh Bandura
(1973), Gunarsa (1981), dan Gage dan Berliner (1984) sebagai berikut :
a.
Fase memperhatikan (attention)
Fase ini merupakan dasar dari suatu proses pengamatan. Tidak adanya
perhatian yang terpusat, sulit bagi individu untuk melakukan pengamatan dan
pembelajaran secara intensif. Berkembangnya perhatian individu terhadap suatu
obyek dalam hal ini perilaku dari modal tertentu berkaitan erat dengan
adanya ingatnya. Dalam hal ini seberapa jauh kapasitas individu untuk mengingat
berbagai stimulus yang diterimanya. Pada anak berusia sekolah perhatian lebih
bersifat “sustained attention”, sementara “selective attention” adalah
kemampuan untuk memilih salah satu dari sekian banyak stimulus yang datang
padanya. Remaja tertarik dan menaruh perhatian terhadap perilaku model
tertentu, karena model tersebut dipandangnya sebagai yang hebat, unggu,heroik,
berkuasa atau anggun berwibawa. Di satu pihak berkembangnya perhatian pula oleh adanya
kebutuhan dan minat pribadi. Semakin erat hubungannnya antara kebutuhan dan
minat dengan perhatian, semakin kuat daya tariknya terhadap perhatian tersebut,
dan demikian pula sebaliknya.
b.
Fase menyimpang (retention)
Fase ini merupakan kelanjutan dari fase
perhatian. Setelah memperhatikan dengan seksama, dan mengamati perilaku
dari model tertentu maka pada saat lain individu akan memperhatikan tingkah
laku yang sama dengan model tersebut, Ini berarti individu memperhatikan,
mengingat dan menyimpan stimulus yang diterimanya dalam “long term
memory” dalam bentuk symbol-simbol. Menurut Bandura, bentuk-bentuk symbol
tersebut tidak hanya diperoleh melalui pengamatan visual, tetapi juga melalui
verbalisasi. Ada symbol-simbol verbal yang nantinya bisa ditampilkan dalam
perilaku yang tampak. Pada anak-anak yang kekayaan verbalnya masih terbatas,
maka kemampuan menirunya hanya terbatas pada kemampuan untuk melakukan
simbolisasi melalui pengamatan visual.
c.
Fase mereproduksi (reproduction)
Fase ini berkaitan dengan kemampuan motorik individu dalam
mereproduksi perilakunya secara tepat. Misalnya, seorang remaja mengamati
dengan penuh perhatian bagaimana ayahnya mengendarai mobil. Semua hasil
pengamatan tersebut dicamkannya dalam “long term memory” untuk sewaktu-waktu
direproduksi ulang. Dalam hal ini dituntut keterampilan motorik tertentu dari
diri remaja untuk mempraktekkan apa yang sudah dilihat dari ayahnya.
d.
Fase motivasi (motivation)
Apakah hasil pengamatannya terhadap perilaku modal tertentu akan
diwujudkan dalam perilaku nyata ? Hal ini tergantung pada ada atau tidaknya
motivasi dalam diri individu. Apabila motivasinya kuat untuk mewujudkan perilaku
tersebut dalam bentuk nyata, maka ia akan melakukannya. Sering kali motivasi
berhubungan pula dengan ada tidaknya factor penguat terhadap perilaku tersebut,
baik penguat dalam bentuk pemberian pujian ataupun hadiah. Selain motivasi
perlu pula adanya pengulangan terhadap perbuatan tersebut,hal ini berguna untuk
memperkuat ingatannya. Mengulang suatu perbuatan untuk memperkuat perbuatan
tertentu, disebut sebagai ulangan penguatan.
Penganut teori
ini pada dasarnya berpandangan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai
dorongan yang sangat kuat untuk merealisasikan seluruh potensi yang
dimilikinya, mencapai aktualisasi diri (self actualization). Mereka juga
berpandangan holistik terhadap perkembangan manusia, yaitu manusia itu harus
dilihat sebagai lebih dari sekadar sekumpulan dorongan-dorongan,
instink-instink, atau pengalaman masa lalu. Bagi mereka setiap orang adalah
manusia seutuhnya, unik dan patut dihargai. Pandangan ini dikenal pula sebagai
eksistensialisme dan psikologi fenomenologi yaitu pandangan yang mencoba untuk
memahami perilaku dari sudut pandang perilaku itu sendiri dan bukan dari sudut
pengamat.
Dalam teori ini
dikemukakan tentang hubungan antara konsep diri dengan perilaku seseorang
selalu sejalan dengan konsep dirinya.
Dua pakar dalam
pendekatan ini adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers.
a. Abraham
Maslow
Berbeda dengan
psikolog yang biasanya berkutat dengan masalah-masalah psikologis yang diderita
oleh para klien, perhatian Maslow malah lebih ditujukan kepada orang-orang yang
sehat secara mental. Maslow (1968, dalam Berger 1983 : 42) menyatakan
bahwa “sifat manusia tidaklah seburuk seperti apa yang dipikirkan selama ini,
dan sebaiknya kita bertolak dari sudut pandangan bahwa sebagian besar manusia
adalah sehat”.
Maslow
beranggapan bahwa manusia bukanlah hanya sekedar salah satu jenis binatang,
melainkan adalah makhluk yang lebih tinggi derajatnya.
Manusia dapat
menerima dirinya seperti apa adanya dan menikmati hidup, termasuk pada waktu
mengalami saat-saat yang membahagiakan yang disebut Maslow sebagai pengalaman
puncak yaitu apabila seseorang merasa hidup dalam harmoni dengan Tuhan, alam,
dan atau manusia lainnya.
Menurut Maslow,
setiap orang dalam dirinya mempunyai sifat dasar sendiri dan memiliki motivasi
yang sangat kuat untuk mengekspresikan sifat tersebut. Akan tetapi setiap orang
pada mulanya harus dapat meyakinkan dirinya bahwa ia mampu memenuhi tuntutan
pokok kelangsungan hidupnya, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar yang dituntut oleh
semua makhluk hidup yang dimulai dari kebutuhan dasar yang umum sifatnya
seperti makanan dan air, lalu terus meningkat sampai dengan kebutuhan yang khas
manusiawi. Walaupun Maslow tidak mengatakan bahwa hirarkinya itu satu perkembangan,
namun urutan susunannya tampak sebagai suatu perkembangan.
b.
Carl Rogers
Rogers setuju
dengan Maslow yang menyatakan bahwa semua orang, bahkan juga kanak-kanak,
selalu berusaha untuk mengaktualisasikan potensi mereka atau dengan perkataan
Rogers mencoba menjadi manusia yang berfungsi penuh ( a fully functioning human
being) (Rogers, 1981 dalam Berger 1983 ; 44). Rogers percaya bahwa setiap
manusia mempunyai suatu ideal self atau jati diri yang ideal, yaitu
keinginan diri untuk menjadi seseorang yang sesuai dengan harapan idealnya
sendiri. Orang yang sehat selalu berusaha sekuat tenaga untuk menjadi sedekat
mungkin dengan jati diri yang ideal tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan dua
cara. Pertama, dengan cara meningkatkan mutu jati diri yang nyata ada (real
self) dan kedua, dengan cara memodifikasi jati diri yang ideal itu agar dapat
mencakup berbagai variasi emosi dan perilaku sehingga dapat menjadi seseorang
yang lebih jujur dan realistic.
Rogers juga
percaya bahwa dalam proses menjadi seseorang yang berfungsi penuh, diperlukan
panduan dari dan oleh orang-orang yang penting dalam hidup kita, yaitu
orang-orang yang dapat digolongkan sebagai “significant others” (orang-orang
yang berarti) seperti orang tua atau teman-teman karib kita yaitu orang-orang
yang merawat kita dan mencintai, menerima dan menghargai kita apapun yang kita
perbuat (orang-orang yang bersikap positif tanpa syarat).
Teori
humanistic yang penuh dengan segala kemungkinan ini, juga menarik bagi para
ahli psikologi perkembangan karena mereka berpandangan bahwa perkembangan
fisik, kognitif, dan psikososial dapat terjadi dalam setiap tahap dari
kehidupan, mulai dari kelahiran sampai akhir kehidupan. Segi lain yang menarik,
dari teori humanistic adalah sudut pandangnya yang luas, yang memungkinkan para
peneliti untuk memandang perkembangan sebagai suatu keseluruhan, suatu
perbaikan terhadap pandangan para penganut teori perilaku (behaviorist) yang
agak sempit itu. Hal lain yang menarik dari teori humanistic ini adalah
tekanannya pada potensi manusia sebagai dasar dari perkembangan manusia, dan
hasil ilmiahnya dapat diterjemahkan ke dalam program-program praktis untuk
merangsang dan meningkatkan perkembangan secara optimal.
Teori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta
Didik
1. Pengertian Peserta Didik Dalam perspektif
pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk “homo educandum”,
makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam pengertian ini, peserta didik
dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga
dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat
menjadi manusia yang cakap.
2. Dalam perspektif psikologis, peserta didik
adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan,
baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang
tengah tumbuh dan berkembang,peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan
yang konsisten menuju kea rah titik optimal kemampuan fitrahnya (Desmita, 2011)
Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
pasal 1 ayat 4, “Peserta didik diartikan sebagai anggotamasyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan
jenis pendidikan tertentu”.
3. Teori-Teori Psikologi tentang Hakikat
Peserta Didik Pandangan Psikodinamika Berdasarkan ide-ide pokok tentang tingkah
laku manusia, Freued membedakan kepribadian manusia atas tiga unit mental atau
struktur psikis, tidak dapat dilihat atau diukur secara langsung, tetapi
keberadaannya ditandai oleh perilaku yang dapat diamati dan diekspresikan pada
pikiran dan emosi, yaitu id, ego dan superego. Agar tercipta keseimbangan
hidup, id dan superego harus dijembatani oleh hal yang bersifat realistis
(ego).
4. Pandangan Behavioristik Behavioristik adalah
sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John
B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika, pada tahun 1930, sebagai
reaksi dari teori psikodinamika. Gagasan utama dalam aliran behavioristik ini
adalah bahwa untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan pendekatan yang
objektif, mekanistik dan materialistik.
5. Pandangan Humanistik Para teoretikus
humanistik mempertahankan bahwa manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk
melakukan self-actualization untuk berjuang menjadi apa yang mereka mampu.
Manusia digambarkan sebagai individu yang aktif, bertanggungjawab, mempunyai
potensi kreatif, bebas, berorientasi ke depan, dan selalu berusaha untuk
self-fulfillment (mengisi diri sepenuhnya untuk beraktualisasi). Kegagalan
dalam mewujudkan potensipotensi ini lebih disebabkan oleh pengaruh yang
bersifat menjerat dan keliru dari pendidikan dan latihan yang diberikan oleh
orangtua serta pengaruh-pengaruhnya.
6. Pandangan Psikologi Transpersonal Piskologi
transpersonal berawal dari penelitianpenelitian psikologi kesehatan yang
dilakukan oleh Abraham Maslow dalam tahun 1960-an. Penelitian yang intensif dan
luas tentang pengalaman-pengalaman keagamaan, seperti “pengalaman-pengalaman
puncak” (peak experiences). Sehingga ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami
pengalaman-pengalaman puncak merasa lebih terintregasi, lebih bersatu dengan
dunia, lebih menjadi raja atas diri mereka sendiri, lebih spontan, kurang
menyadari ruang dan waktu, lebih cepat dan mudah menyerap sesuatu dan
sebagainya.
7. Peserta Didik Sebagai Makhluk Individual
Dalam bahasa Indonesia, individu diartikan sebagai sebagai: “orang seorang diri
atau pribadi sebagai perseorangan”. Menurut Zakiah Daradjat (1995), individu
adalah “manusia perseorangan yang memiliki pribadi/jiwa sendiri, dimana dengan
kekhususan jiwa tersebut menyebabkan individu yang satu berbeda dengan individu
lain. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa manusia sebagai makhluk
individual berati bahwa manusia itu merupakan keseluruhan atau totalitas yang
tidak dapat dibagi.
8. Perbedaan Individual Peserta Didik Secara
umum, perbedaan individual dapat dibagi atas dua sisi, yaitu perbedaan secara
vertical dan perbedaan secara horizontal. Secara umum, perbedaan individual
dapat dibagi atas dua sisi, yaitu perbedaan secara vertical dan perbedaan
secara horizontal. Perbedaan vertical adalah perbedaan individu dalam aspek
jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya. Sedangkan
perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti:
tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, temperamen, dan sebagainya.
9. ` Beberapa aspek perbedaan individual
peserta didik tersebut:
1. Perbedaan Fisik Motorik
2. Perbedaan Inteligensi
3. Perbedaan Kecakapan Bahasa
4. Perbedaan Psikologis
10. Thank You! and….
Psikologi
Pendidikan untuk Guru – Secara etimologis, psikologi berasal dari
kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu.
Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau
ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat
ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita
mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa
diamati secara langsung.
Berkenaan
dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji
adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya
dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Psikologi terbagi ke
dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang
mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku
individu dalam situasi khusus, diantaranya :
- Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
- Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.
- Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)
- Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
- Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
- Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan
Disamping jenis
– jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai jenis
psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin terus
berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan
kompleks.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
- Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
- Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
- Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Dengan
demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang
psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi
pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan
teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui
metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Pendidikan
memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap
pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan
formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem
evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama
dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.
Pendidikan
sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya
peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik.
Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan
efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya
dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan
perilakunya secara efektif.
Guru dalam
menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta
didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun
perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta
didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya
secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di sinilah arti
penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi
pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni
kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan
yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan
yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”
Dengan memahami
psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya
diharapkan dapat :
1. Merumuskan
tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami
psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam
menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan
pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang
taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan
individu.
2. Memilih
strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami
psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi
atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan
karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat
perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan
bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran
guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing
para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru
dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses
hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4.
Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi
artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa,
seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan
berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu,
khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai,
tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai
fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan
iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas
pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat
menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa
dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6, Berinteraksi
secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru
tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan
siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di
hadapan siswanya.
7. Menilai
hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru
tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian
pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan
prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
DAFTAR
PUSTAKA
Elizabeth, HurlockB. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1980.
Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
Turner, M. B. 1976. Psikologi and Science of Behavior, New York : Appleton-Century-Crofts
Watson, R. I. 1971. The Great Psychologist, From Aristotle to freud. Philadelphia: J. B. Lippincott
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi perkembangan :
suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan : Penerbit: Erlangga
Terbit: Jakarta Tahun Terbit: 1998
Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini http://bidanku.com/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini#ixzz2sR4pM7f5
http://eduadventure.blogspot.com/2012/06/makalah-psikologi-perkembangan-anak.html
http://www.ayobukasaja.com/2012/06/teori-teori-psikologi-perkembangan.html
http://www.slideshare.net/dheKuLuLFhatma/teoriteori-ps
http://fandi4tarakan.wordpress.com/2010/09/21/pengertian-psikologi-pendidikan/