Kamis, 28 April 2011

Tugas Kelas Pariwisata : Keraton Amantubillah

Keraton Amantubillah


Peringatan napak tilas berdirinya Keraton Amantubillah Mempawah, dimulai dengan kedatangan rombongan pendiri kerajaan Mempawah, Opu Daeng Manambon,  yang berasal dari Sulawesi Selatan di bumi Kalimantan Barat. Peringatan napak tilas berdirinya Keraton Amantubillah Mempawah, dimulai dengan kedatangan rombongan pendiri kerajaan Mempawah, Opu Daeng Manambon,  yang berasal dari Sulawesi Selatan di bumi Kalimantan Barat.
Peringatan napak tilas berdirinya Keraton  Mempawah begitu dekat di hati masyarakat Kabupaten Pontianak yang merupakan salah satu acara adat yang telah berdaya di masyarakat Mempawah, khususnya kerabat keraton.
Peringatan napak tilas selalu didahului dengan kegiatan ziarah ke makam Opu Daeng Manambon di Sebukit Rama, Kecamatan Mempawah Hilir, dengan acara tahlillan dan dilanjutkan makan saprahan di Keraton Amantubillah Mempawah.

Ketika kita memasuki keraton amantubillah maka pada bagian depan di dekat antara 2 pintu utama akan tertulis sebuah sejarah berdirinya keraton tersebut.
Di situ tertulis :

"Hamis,2 november 1922,12 rabioel'awal 1341 , berdirinja roemah ini panembahan, mempawah"




Keraton Amantubillah didirikan oleh Raja Adidaya pada tahun 1961 dan beliau merupakan raja pertama dari Kerajaan Mempawah. Salah satu peninggalannya adalah Keraton Amantubillah yang terletak di kelurahan pedalaman, Kecamatan Mempawah Hilir. Keraton ini dibangun kembali oleh Panembahan Mohd. Atufik Akamaddin pada 1922 karena bangunan lama habis terbakar. Keunikan dalam keraton ini adalah terdapatnya meriam Sigondah yang memiliki banyak cerita keanehannya.

Didalam keraton juga terdapat 2 lambang kerajaan, bersimbolkan ayam dan buaya,pada simbol ayam di sebut dengan ayam 3 bulu.

Kirab Pusaka Istana Amantubillah

Foto : Kirab Pusaka Istana Amantubillah "Meriam Sigondah"


Bentuk Peleburan Budaya Keraton

Keraton Amantubillah Kerajaan Mempawah, berlokasi di Pulau Pedalaman, berjarak 2 kilometer dari pusat Kota Mempawah, Senin (3/3/08) yang lalu, terlihat para pengujung berdesakan, ingin menyaksikan secara dekat salah satu ritual meyambut robok-robok yaitu Kirab Pusaka Istana Amantubillah Mempawah, seperti meriam Sigondah, keris, tombak dan beberapa jenis pusaka lainnya, yang diarak keliling Kota Mempawah. Khusus untuk meriam Sigondah diarak dengan pedati tertutup kain kuning dengan ditarik seekor kuda putih. Dan sore harinya dilanjutkan ritual pembersihan barang-barang pusaka tersebut.

Pusaka Keraton Amantubillah ini sendiri memiliki dua sifat yaitu statis berupa benda-benda pusaka seperti meriam, tombak, keris dan sebagainya. Serta bersifat dinamis berupa budaya dari masyarakatnya seperti Melayu, Dayak, Madura, Cina, Bugis dan etnis lainnya. Semuanya itu merupakan Pusaka Keraton Amantubillah, maka kedua pusaka inilah harus diperkenal kepada masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar