Definisi
Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesengan atau kepuasan. Bermain
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social, dan
merupakan media yang baik untuk belajar karena anak-anak akan berkomunikasi,
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan mengenal waktu jarak, serta suara (Wong, 2000)
Fungsi
Bermain
a. Perkembangan
sensorik motorik
·
Memperbaiki
ketrampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi
·
Meningkatkan
perkembangan semua indera
·
Mendorong
eksplorasi pada sifat fisik dunia
·
Memberikan
pelampiasan kelebihan energy
b. Perkembangan
Intelektual
·
Memberikan
sumber beraneka ragam untuk pembelajaran
·
Eksplorasi dan
manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, dan warna
·
Pengalaman
dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak
·
Kesempatan untuk
mempraktikkan dan memperluas ketrampilan berbahasa
·
Memberikan
kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimilasinya ke
dalam persepsi dan hubungan baru
·
Membantu anak
memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan realita
c. Perkembangan
Sosialisasi dan Moral
·
Membacakan peran
orang dewasa termasuk perilaku peran seks
·
Memberikan
kesempatan untuk menguji hubungan
·
Mengembangkan
ketrampilan social
·
Mendorong
interaksi dan perkembangan sifat yang positif terhadap orang lain
·
Menguatkan pola
perilaku yang telah disetujui dan standar moral
d. Perkembangan
Kreatifitas
·
Memberikan
saluran ekspresif untuk ide dan minat yang kreatif
·
Memungkinkan
fantasi dan imajinasi
·
Meningkatkan
perkembangan bakat dan minat khusus
e. Perkembangan
kesadaran diri
·
Memudahkan
perkembangan identitas diri
·
Mendorong
pengaturan perilaku sendiri
·
Memungkinkan
pengujian pada kemampuan sendiri
·
Memberikan
perbandingan antara kemampuan sendiri dan kemampuan orang lain
·
Memungkinkan
kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi orang
lain
f. Nilai
terapeutik
·
Memberikan
pelepasan stress dan ketegangan
·
Memungkinkan
ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam bentuk yang
secara social dapat diterima
·
Mendorong
percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman
·
Memudahkan
komunikasi verbal dan non verbal tentang kebutuhan, rasa takut, dan keinginan
Prinsip-prinsip
Bermain
Menurut
Soetjiningsih (1995) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar aktifitas bermain menjadi stimulus yang efektif, sebagai berikut :
a. Perlu
ekstra energi
b. Waktu
yang cukup
c. Alat
permainan
d. Ruang
untuk bermain
e. Pengetahuan
cara bermain
f. Teman
bermain
Faktor
Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain Anak
a. Tahap
Perkembangan Anak
Aktifitas
bermain yang dilakukan anak harus sesuai dengan tahapan perkembangan dan
pertumbuhan anak.
b. Status
Kesehatan Anak
Pada
saat kondisi anak sedang menurun atau sakit, orang tua atau perawat harus
memilih permainan yang dapat dilakukan anak sesuai prinsip bermain pada anak
yang sedang sakit.
c. Jenis
Kelamin Anak
Dalam
melaksanakan aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau
perempuan. Semua alat permainan dapat digunakan oleh laki-laki atau perempuan
untuk mengembangkan daya piker, inajinasi, kreatifitas dan kemampuan social.
Akan tetapi, ada pendapat bahwa permainan adalah salah satu alat untuk membantu
anak mengenal identitas diri sehingga sebagian alat permainan anak perempuan
tidak dianjurkan untuk digunakan anak laki-laki.
d. Lingkungan
Yang Mendukung
Aktifitas
bermain yang baik utnuk perkembangan anak dipengaruhi oleh nilai moral, budaya,
dan lingkungan fisik rumah. Fasilitas bermain tidak selalu harus dibeli di took
atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang dapat menstimulus imajinasi dan
kreatifitas anak bahkan mainan tradisional dapat dibuat sendiri yang berasal
dari benda di sekitar kehidupan anak akan lebh merangsang kreatifitas anak.
e. Alat
dan Jenis Permainan Yang Cocok
Orang
tua harus bijak dalam memberi alat permainan. Pilihlah yang sesuai dengan tahap
tumbuh kembang anak.
Jenis
Permainan Anak Usia 1-2 tahun
Jenis
permainan yang dapat digunakan pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak
melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih
anak melakukan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi dan
mampu membedakannya.
Jenis
permainan menggunakan alat permainan yang dapat didorong dan ditarik misalnya:
alat rumah tangga, laptop bersuara, buku audio,
balok-balok, buku gambar, kertas, pensil berwarna,puzzle dan lain-lain.
Ciri
Alat Permainan Untuk Anak umur 12-24 bulan (Soetjiningsih, 1995) :
Tujuan
:
§ Mencari
sumber suara/mengikuti sumber suara
§ Memperkenalkan
sumber suara
§ Melatih
anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
§ Melatih
imajinasinya
§ Melatih
anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat
Permainan Yang Dianjurkan :
§ Genderang,
bola dengan giring-giring didalamnya
§ Alat
permainan yang dapat didorong dan ditarik
§ Alat
permainan yang terdiri dari : alat rumah tangga (misalnya : cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok, botol plastik, ember, waskom air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil
berwarna.
Karakteristik Perkembangan Gizi Seimbang dan Kebutuhan Makan Bayi Dan Anak Berdasarkan Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Umur 1-2 Tahun
Karakteristik Perkembangan Gizi Seimbang dan Kebutuhan Makan Bayi Dan Anak Berdasarkan Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Umur 1-2 Tahun
Karakteristik Anak Umur 1-2 tahun
Anak usia 1-2 tahun
merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan
dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari
masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar.
Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih
besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan
frekuensi sering.
Peran Makanan Bagi Anak Umur 1-2 tahun
Kebutuhan nutrisi pada
setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel
atau organ pada anak berbeda. Perbedaan ini menyebabkan jumlah dan komponen zat
gizi yang dibutuhkan anak juga berlainan. Anak usia 1-2 tahun umumnya aktif
dalam bergerak. Agar energinya tidak jadi hilang, perlu diberikan asupan
makanan bergizi. Namun karena daya cernanya terbatas, sebaiknya berikan makanan
yang kaya nutrisi dalam porsi sedikit.
Asupan zat-zat gizi yang
lengkap masih terus dibutuhkan anak selama proses tumbuh kembang masih terus
berlanjut. Zat gizi yang dibutuhkan anak usia 12-24 bulan ini porsi makanan
yang dikonsumsi sekarang ini yang bertambah, sesuai dengan pertambahan berat
tubuhnya dan peningkatan proses tumbuh kembang yang terjadi.
Tubuh anak tetap
membutuhkan semua zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak, protein, serat,
vitamin, dan mineral. Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15%
kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kilogram berat badan anak
memerlukan asupan energy sebanyak 100 kkal. Asupan lemak juga perlu
ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut
dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarine.
Makanan memegang
peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya,
pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain
dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Didalam
makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat
tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
a. Zat tenaga
Zat gizi
yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein.
Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan
dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita
relatif lebih besar daripada orang dewasa.
b. Zat Pembangun
Protein
sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau
rusak.
c. Zat pengatur
Zat
pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat
pengatur.
1) Vitamin, baik yang larut air (
vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A,
D, E, dan K ).
2) Berbagai mineral, seperti kalsium,
zat besi, iodium, dan flour.
3) Air, sebagai alat pengatur vital
kehidupan sel-sel tubuh.
Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian
makanan sebagai berikut. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan
sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
Kebutuhan bahan makanan tersebut perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah :
a. Pagi
hari waktu sarapan
b. Pukul
10.00 sebagai selingan, tambahkan susu
c. Pukul
12.00 pada waktu makan siang
d. Pukul
16.00 sebagai selingan
e. Pukul
18.00 pada waktu makan malam
f. Sebelum
tidur malam, tambahkan susu
g. Jangan
lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi
Pada usia balita, anak mulai memiliki daya ingat
yang kuat dan tajam, sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat
sampai usia selanjutnya. Dengan memperkenalkan anak pada jam-jam makan yang
teratur dan variasi jenis makan, diharapkan anak akan memiliki disiplin makan
yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi seimbang,
yaitu pemenuhan zat-zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan
diperoleh melaluik makanan sehari-hari. Dengan makan makanan bergizi seimbang
secara teratur, diharapkan pertumbuhan anak akan berjalan optimal. Disadari
maupun tidak, ini mengajarkan pola hidup teratur dan sehat pada anak sejak
dini.
Pada dasarnya anak usia 1-2 tahun sudah boleh
mengkonsumsi makanan menu padat yang hamper mirip dengan orang dewasa hanya
saja pada masa ini tetap harus dibatasi dan diperhatikan dengan baik beberapa
zat yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi misalnya makanan yang mengandung
pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, pelezat makanan, garam berlebih, gula
berlebih, dan jenis makanan yang pedas. Namun untuk jenis makanan padat sehat
seperti nasi putih, ubi jalar, kentang rebus, dan jagung manis maka ini
diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk melatih adaptasi indera perasa sekaligus
membantu memenuhi kebutuhan karbohidrat. Untuk bayi usia diatas 1 tahun sudah
dibolehkan mengkonsumsi makanan hasil laut seperti udang, cumi, kerang, namun
harus tetap diingat jika ada dari salah satu orang tua ayah/ibu memiliki alergi
terhadap jenis makanan laut untuk lebih berhati-hati jangan memberikan pada
anak.
Contoh menu makanan sehat untuk anak
usia 1-2 tahun :
§ Tim
Tahu
Bahan
:
50
gram wortel yang sudah diparut
50
gram tahu yang sudah dihancurkan
50
gram tepung beras merah/putih
Garam
dapur secukupnya
500
cc air
20
gram daun bayam yang diiris halus
50
gram tomat diiris kecil-kecil
Gula
pasir secukupnya
Cara
membuat :
1) Masukkan
tepung beras, tahu, wortel, dan air ke dalam mangkuk yang tahan panas lalu di
tim
2) Ketika
di tim usahakan sambil diaduk perlahan setelah setengah matang masukkan bayam
lalu diaduk lagi
3) Masak
sampai tim benar-benar lunak lalu angkat dan haluskan dengan blender setelah
halus saring dan hidangkan dengan air tomat
§ Cara
membuat air tomat :
1) Rendam
tomat ke dalam air panas yang baru mendidih kira-kira 10 menit lalu angkat
2) Hancurkan
tomat dan saring airnya, setelah itu tambahkan 100 cc air serta sedikit gula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar